Connect with us

Lifestyle

Produktivitas Kerja Menurun Usai Libur Lebaran? Segera Lakukan Lima Hal Ini

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Produktivitas yang menurun usai libur Lebaran, menurut psikolog klinis dari Ohana Space, Annisa Mega Radyani, M. Psi., di sebabkan tubuh mengalami penyesuaian.

Tubuh mengalami penyesuaian usai melakukan aktivitas yang memberikan emosi positif seperti berlibur, bertemu keluarga lalu harus kembali di hadapkan pada situasi yang menimbulkan tekanan seperti bekerja dan sekolah.

“Menurunnya produktivitas setelah liburan adalah fenomena yang wajar dialami setelah berlibur dan hanya bersifat sementara,” ucapnya saat di hubungi wartawan, Jumat (28/04).

Karena fisik dan pikiran, lanjut Annisa, hanya butuh jeda waktu atau masa transisi untuk melakukan penyesuaian.

Namun, menurut Annisa, seseorang tetap perlu melakukan hal-hal yang bisa membuat produktivitas kerja muncul kembali.

Advertisement

Pertama, bisa di mulai dengan melakukan hal-hal yang bersifat rutin dan tidak memberikan tekanan yang berlebihan.

Hal itu bisa di lakukan dengan mengerjakan kegiatan-kegiatan produktif sederhana seperti membersihkan kamar, memasak, hingga sekedar mengecek surel yang masuk.

Kedua, menghabiskan hari libur dengan beristirahat untuk menurunkan kadar hormon yang intens di produksi sehingga tubuh tidak kaget ketika kembali menjalankan rutinitas.

Ketiga, mencari motivasi lanjutan.

Menurutnya, produktivitas seseorang bisa menurun karena masih membayangkan masa-masa liburan yang indah.

Advertisement

“Kita bisa mencari motivasi lain untuk bisa lebih bersemangat, misalnya menabung untuk liburan selanjutnya atau bekerja supaya bisa dapat cuti lebih banyak,,” kata Annisa.

Keempat, memperbaiki gaya hidup.

Bisa di lakukan dengan istirahat, makan yang cukup serta membiasakan diri untuk berolahraga.

Kelima, menghubungi orang-orang terdekat misalnya dengan bercerita mengenai kabar atau meminta saran untuk menumbuhkan semangat dan produktivitas.

Jika kondisi tidak produktif terjadi dalam jangka waktu hingga dua minggu, ia menganjurkan untuk berkonsultasi dengan psikolog dan psikiater. ***

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend