Connect with us

    Ekbis

    Serbuan Produk Berbahan Plastik Alasan Perajin Anyaman Bambu Majalengka Sepi Omset

    Published

    on

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Warga Kabupaten Majalengka khususnya kaum perempuan menjadikan produk anyaman bambu sebagai sumber penghasilan sehari-hari, tak terkecuali warga Desa Nanggerang, Kecamatan Leuwimunding.

    Namun kaum perempuan di Desa Nanggerang yang mayoritas berprofesi sebagai perajin anyaman bambu mulai mengeluhkan turunnya omset penjualan.

    Untuk itu, Pemkab Majalengka berupaya supaya produk anyaman bambu yang berada di wilayah seperti Leuwimunding, Palasah dan Rajagaluh bisa bangkit.

    Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi mengatakan akan membantu para perajin untuk tetap bertahan menghadapi perkembangan zaman.

    “Para perajin akan di bina Disperdagin baik permodalan, pembinaan dan pemasaran melalui event lokal serta nasional,” ungkapnya di Desa Naggerang, Rabu (24/01).

    Advertisement

    Hasil para perajin, lanjut Dedi, nantinya akan di bantu pemasaran baik dalam bentuk cinderamata maupun di ikutsertakan dalam berbagai pameran.

    Aminah (50), salah seorang perajin anyaman bambu mengeluh dengan minimnya pangsa pasar saat ini, tidak seperti di tahun 90-an hingga 2000.

    “Saya merupakan generasi keempat yang menjadikan anyaman bambu sebagai penghasilan,” katanya.

    Pihaknya memproduksi anyaman bambu seperti boboko (bakul), hihid (kipas dari bambu), yang telah menjadi salah satu tradisi turun temurun.

    Banyaknya produk dari bahan plastik dan tidak adanya regenerasi di sinyalir menjadi minimnya penjualan produk andalan warga setempat.

    Advertisement

    Kaum muda sekarang lebih memilih menjadi buruh pabrik dan merantau usai lulus sekolah karena menawarkan penghasilan yang lebih tinggi.

    “Anak muda sekarang tidak mau tahu dengan anyaman. Untuk itu, saya minta untuk menjadikan ini sebagai ekstakurikuler di sekolah,” pintanya. ***

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend