Connect with us

    Budaya

    Pagelaran Panca Sora, Perencanaan Pembangunan Pertama di Indonesia yang Libatkan Anak

    Published

    on

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Bekerjasama dengan Save the Children Indonesia melalui program GenPeace, Kementerian PPPA dan Saung Angklung Udjo, Pemkot Bandung menciptakan model alternatif penyampaian suara anak melalui pendekatan seni budaya.

    Kegiatan yang di dukung Mobile Arts for Peace (MAP) – Lincoln University dan King College London itu bertujuan supaya pembangunan kota lebih ramah anak.

    Mereka mendampingi 30 anak selama tujuh bulan guna menggali permasalahan yang di hadapi anak di Kota Bandung melalui Musrenbang.

    Anak-anak yang terlibat merupakan gabungan dari Forum Anak Kota Bandung serta delapan kelompok anak lainnya di Kota Bandung.

    Menurut Interim Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media Save the Children Indonesia Tata Sudrajat, partisipasi anak kunci keberhasilan Kota/Kabupaten Layak Anak.

    Advertisement

    “Suara anak harus menjadi tumpuan dan dasar bagaimana sebuah kota dapat memenuhi hak-hak anak,” tuturnya di Bandung, Minggu, (03/03).

    Pada tahun 2022, Save the Children pun turut mendukung Kementerian PPPA dengan mengembangkan petunjuk teknis penyelenggaraan partisipasi anak.

    Rangkaian kegiatan Pagelaran Anak Panca Sora yang telah di laksanakan sejak Juni 2023 itu juga merujuk pada petunjuk teknis penyelenggaraan partisipasi anak.

    Istilah Panca Sora muncul dari ide kreativitas anak, panca merupakan lima klaster hak anak melalui penyampaian isu serta harapan,

    Sementara Sora berarti suara yang di sajikan secara kreatif melalui pertunjukan seni budaya dengan di kemas dalam berbagai bentuk karya.

    Advertisement

    Seperti lagu original, festival/helaran, tari tradisional, wayang golek, angklung masal, dan kabaret.

    Ini merupakan kegiatan pertama di Indonesia yang melibatkan anak dalam dalam perencanaan pembangunan yang lebih ramah anak.

    Salma (20), perwakilan dari GenPeace Program mengatakan isu perundungan dan perkawinan anak masih tinggi di Kota Bandung.

    “Oleh sebab itu, kami mengemasnya dalam bentuk kabaret dan membuat lagu untuk menyuarakannya,” terangnya.

    Salma berharap pemerintah dapat  menangkap maksud yang di sampaikannya dengan mempertimbangkan regulasi.

    Advertisement

    Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan di tampilkan tidak dengan cara orang dewasa

    “Anak-anak tentu di harapkan tidak hanya menjadi objek pembangunan, melainkan dapat menjadi subjek pembangunan,” jelasnya,

    “Kami berharap ini dapat di ikuti yang lainnya,” pungkas Pribudiarta Nur Sitepu, Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA. ***

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend