CIAYUMAJAKUNING.ID – Berdasarkan data Desember 2023, Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) menunjukkan kinerja perbankan akan tetap terjaga baik pada triwulan I-2024 yakni sebesar 97,05 persen dari total aset bank umum.
SBPO yang membidik 100 bank sebagai responden itu tergambar optimis dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) sebesar 56 (zona optimis).
Optimisme itu juga di dorong oleh meningkatnya fungsi intermediasi perbankan di barengi dengan kemampuan dalam mengelola risiko yang di hadapi.
SBPO juga menyebutkan seiring dengan proyeksi ekonomi Indonesia yang cukup resilien, kinerja perbankan di proyeksikan tetap terjaga.
Ketidakpastian makroekonomi global menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada triwulan I-2024 masih berada di level pesimis sebesar 47.
Ini di sebabkan oleh perkiraan pelemahan nilai tukar dan peningkatan inflasi.
Meski demikian, IKM sudah mengalami perbaikan yaitu meningkat menjadi 47 dari 43 pada triwulan IV-2023.
Perbaikan itu di dorong PDB yang di perkirakan tumbuh seiring dengan event perayaan Hari Raya Imlek dan Bulan Ramadan pada triwulan I-2024.
Serta proyeksi peningkatan pengeluaran pemerintah untuk penyelenggaraan Pemilu 2024 pada Februari 2024.
Meski kondisi makroekonomi kurang kondusif, mayoritas responden yakin risiko perbankan pada triwulan I-2024 masih terjaga dan terkendali.
Hal ini terlihat dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 53 (zona keyakinan bahwa risiko cukup manageable).
Responden yakin kualitas kredit tetap baik, PDN berada pada posisi long dan rentabilitas masih akan meningkat seiring dengan kenaikan penyaluran kredit.
Risiko likuiditas juga di perkirakan masih stabil di bandingkan triwulan sebelumnya.
Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan I-2024 juga optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 68.
Optimisme kinerja di dorong oleh ekspektasi bahwa sisi funding (DPK) akan tetap mampu menyokong penyaluran kredit.
Serta di dorong pula ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang masih cukup baik.
Seperti meningkatnya konsumsi pada bulan Ramadhan, Pemilu 2024, dan masih terjaganya daya beli masyarakat.
Responden juga memperkirakan pada triwulan I-2024, DPK akan tumbuh meningkat sejalan dengan ekonomi yang kian membaik.
OJK menghimpun informasi terkait outlook ekonomi global dan Indonesia 2024 yang di perkirakan melambat seiring dengan ketidakpastian global.
Akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina yang berdampak pada kenaikan harga energi dan pangan.
Selain itu, perlambatan ekonomi Tiongkok juga menyebabkan harga komoditas terus melandai.
Potensi inflasi global yang relatif tinggi dapat menyebabkan The Fed untuk tidak lekas memangkas suku bunga namun cenderung menurunkan secara bertahap.
Ekonomi Indonesia di perkirakan dapat resilien pada tahun 2024 yang di topang oleh konsumsi masyarakat yang terjaga.
Hasil survei juga menunjukkan kondisi likuiditas perbankan 2024 di proyeksikan tetap memadai di tunjang oleh pertumbuhan ekonomi yang tumbuh positif.
Jika sesuai ekspektasi, pemotongan suku bunga The Fed terjadi pada akhir triwulan II-2024.
Maka dengan demikian akan ada arus dana masuk (capital inflow) dari investor asing ke pasar domestik. ***