CIAYUMAJAKUNING.ID – Helaran Cai Diraga 2024 mencapai puncaknya kala sejumlah perwakilan elemen masyarakat di Ciledug melarung (menghanyutkan) air ke Sungai Cisanggarung di Desa Jatiseeng Kidul (Jadul), Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Minggu (01/09) siang.
Cai Diraga adalah prosesi percampuran tujuh mata air yang di ambil dari beberapa sumur keramat yang ada di Cirebon Timur.
Istilah Cai Diraga juga dapat di artikan sebagai air yang merupakan sumber kehidupan karena rahmat dari Allah SWT.
Cai Diraga 2024 kali ini di pusatkan di Lapang Sadar Desa Jadul dan berlangsung selama tiga hari, 30 Agustus – 1 September.
Cai Diraga 2024 yang di buka langsung oleh Pj Bupati Cirebon Wahyu Mijaya menyuguhkan berbagai agenda yang variatif dan kreatif.
“Saya mengapresiasi sekali even Cai Diraga ini, harus kita lestarikan bersama dan di harapkan lebih meriah lagi,” pintanya.
Pj Bupati Wahyu bahkan bersama warga sempat berinteraksi dengan memberikan beberapa kuis berhadiah.
Kuwu Jadul Dadang Darmawan berharap desanya maju dalam segala hal terlebih Desa Jadul secara geografis terluas dan terbanyak populasinya di Ciledug.
“Hal ini merupakan sebuah potensi besar untuk memajukan Kabupaten Cirebon,” ungkapnya.
Kuwu Jadul pun di tawari untuk mengajukan proposal Desa Wisata terutama wisata kuliner dengan tahu gejrotnya.
Hari pertama gelaran Cai Diraga di buka dengan lomba egrang dan gerak jalan budaya yang di ikuti PKK dari 10 desa yang ada di Ciledug.
Job fair dari SMK Yami Waled, produk UMKM dan wisata kuliner khas CIrebon Timur menambah semarak perhelatan.
Lalu pada malam harinya, eks vokalis Boomerang Roy Jeconiah sukses menghentakkan panggung Cai Diraga.
Selain itu, Cai Diraga juga kian semarak dengan penampilan seni tari dan Seni Burok.
Pada hari pamungkas, semua elemen warga Ciledug tumpah ruah memadati Jalan Pangeran Walangsungsang (dulu bernama Jalan Pramuka).
Sejumlah peserta mengikuti kirab budaya seperti dari Rudat Al Hidayah, Keraton Kacirebonan, Paroki St. Theresia dan Klenteng Lok Pin Thong.
Tak ketinggalan ada pula dari Pemuda Batak, Komunitas NTT dan Suku Dayak Segandu Indramayu.
“Ini cermin pluralisme di Ciledug yang kaya akan suku, agama dan ras,” ujar sang MC sambut kedatangan peserta defile, Minggu ((01/09).
Bagi sebagian warga, Cai Diraga merupakan simbol penolak bala supaya Cirebon Timur, khususnya Ciledug tehindar dari bala bencana.
“Dulu kan di gelar di Ciledug Lor, kemarin di Jadul banjir, makanya di gelar di sana,” ungkap Iim warga Jatiseeng.
Kisman, warga Pasaleman yang memiliki lahan sawah di bantaran Sungai Cisanggarung berharap dengan kegiatan ini tak ada banjir lagi.
“Sejak tahun 2018, kami sudah lima kali banjir parah setinggi atap rumah,” keluhnya yang turut menghadiri prosesi larung air. ***