CIAYUMAJAKUNING.ID – Keraton Kasepuhan Cirebon hari ini ramai dengan kegiatan tradisi yang penuh makna, yakni Bekaseman, yang diselenggarakan di bangsal Pungkuran. Tradisi unik ini melibatkan proses pengawetan ikan laut melalui fermentasi dalam gentong kuno sebuah teknik yang diwariskan oleh Putri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati.
Dengan suasana yang kental akan nuansa sejarah dan budaya, tradisi ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan pengunjung yang datang.
Bekaseman sendiri dimulai sejak tanggal 5 Safar, yang pada tahun ini bertepatan dengan 12 Agustus. Acara ini berlangsung hingga 5 Maulid 2024, menandai perjalanan waktu yang memakan proses panjang hingga akhirnya pada hari ini, Pangeran Raja Nusantara, sang Patih Anom, membuka gentong berisi ikan yang telah mengalami fermentasi selama 30 hari.
“Hari ini, kita membuka bekaseman yang telah disimpan selama 30 hari,” ujar Pangeran Raja Nusantara dengan nada penuh kebanggaan saat memimpin acara pembukaan tersebut, Selasa (10/9/2024).
Lebih lanjut, Pangeran Raja Nusantara menjelaskan bahwa ikan-ikan yang telah mengalami fermentasi ini akan menjadi hidangan utama dalam Tradisi Panjang Jimat, sebuah ritual puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Setelah dikeluarkan dari gentong, ikan-ikan ini akan dicuci sebanyak tiga kali sebelum dijemur di atas tampah beralaskan batang padi selama sekitar satu minggu untuk menjaga cita rasanya yang khas.
“Ikan-ikan tersebut nantinya akan dimasak bersama nasi jimat di dapur mulud untuk disajikan pada puncak acara Panjang Jimat,” tambah Pangeran Raja Nusantara, memberikan gambaran tentang persiapan yang dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan dedikasi.
Tidak hanya sebagai ritual budaya, tradisi Bekaseman ini juga mencerminkan upaya masyarakat Cirebon untuk terus melestarikan warisan leluhur mereka, menjadikannya hidup dan relevan di tengah arus modernisasi. Kemeriahan dan kesakralan acara ini tentu menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan dan pecinta budaya yang ingin menyaksikan langsung kekayaan tradisi lokal yang tak lekang oleh waktu.
Dengan semangat kebersamaan dan rasa hormat terhadap tradisi, Keraton Kasepuhan kembali membuktikan bahwa kearifan lokal dan warisan budaya tetap hidup di tengah masyarakatnya. (Wandi)