Connect with us

Umum

Komisi III DPRD Kota Cirebon Dorong Layanan Puskesmas 24 Jam

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Saat raker bersama Wali Kota Cirebon Effendi Edo, Dinkes, Disbudpar dan BKPSDM, Komisi III DPRD Kota Cirebon mendorong percepatan realisasi pelayanan Puskesmas 24 jam serta pembangunan penanda visual kota.

Ketua Komisi III DPRD Yusuf menyampaikan pentingnya membangun gerakan bersama lintas sektor guna menjawab kebutuhan masyarakat.

Pihaknya mengaku sudah berkonsultasi dengan Wali Kota bahwa DPRD segera menyikapi dua isu penting tersebut.

“Yaitu pelayanan Puskesmas 24 jam dan pengembangan visual kota berbasis budaya dan pariwisata,” ujar Yusuf di Balai Kota Cirebon, Kamis (12/06).

Inisiatif tersebut merupakan kelanjutan dari rapat-rapat kerja sebelumnya dengan mitra kerja terutama Dinkes dan Disbudpar.

Advertisement

“Pembangunan Cirebon perlu kolaborasi pemerintah, akademisi, pelaku usaha dan harapannya tahun depan sudah bisa mulai berjalan,” imbuhnya.

Kadinkes Siti Maria Listiawaty menjelaskan puskesmas layanan 24 jam sangat di butuhkan namun masih perlu kajian terutama dari sisi SDM.

“Untuk tahun 2025 sampai 2026, kami fokus pada satu puskesmas yang strategis, yaitu Puskesmas Gunungsari yang terletak di pusat kota,” terangnya.

Menurut Maria, secara sarana prasarana cukup memadai, hanya tinggal pemenuhan tenaga medis yang menjadi tantangan utama.

Ia menambahkan jumlah dokter umum di puskesmas pun masih terbatas hingga kini.

Advertisement

“Jumlah dokter umum kita juga masih terbatas, rata-rata 2 atau 3, bervariatif. Sedangkan kita melihat di daerah lain di isi 6 dokter umum,” jelasnya.

Kadisbudpar Kota Cirebon Agus Sukmanjaya menjelaskan pembangunan penanda visual kota sudah memasuki tahap lanjutan.

Rencana ini melibatkan akademisi, budayawan, hingga pelaku seni dan desain yang di tuangkan dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA).

Pihaknya juga tengah menyiapkan kajian teknis bersama akademisi untuk mendesain penanda visual kota yang merepresentasikan karakter budaya lokal.

“Kita sudah punya Perda No.7/2024 tentang Pemajuan Kebudayaan turunannya akan di tuangkan dalam Perwal yang sedang di siapkan,” kata Agus.

Advertisement

Sementara itu, Wali Kota Edo menyatakan pihaknya siap mengkaji pelayanan kesehatan berbasis kebutuhan masyarakat.

“Dari sisi fasilitas sudah siap, tapi SDM-nya masih kita kaji,” tegasnya.

Begitu juga pembangunan karakter kota, menurut Edo, Cirebon punya potensi budaya dan sejarah yang bisa menjadi kekuatan ekonomi kreatif.

Identitas visual yang kuat, tuturnya, tak hanya mempercantik kota tapi juga mampu mendongkrak sektor wisata dan ekonomi masyarakat.

“Sehingga nanti Cirebon memiliki karakter khas dan menumbuhkan ekonomi di masyarakat,” tutup Edo. ***

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend