Connect with us

Umum

Marak Penjualan Bayi, Apakah Anak Tak Lagi Jadi Anugerah?

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Berita di media kembali mengejutkan publik, sekitar 24 bayi di laporkan telah di jual ke Singapura. Di sampaikan Ditreskrimum Polda Jabar, bayi yang di jual bisa di hargai Rp11 juta hingga Rp16 juta.

Bahkan bayi-bayi itu tersebut kabarnya ada yang sudah di pesan sejak dalam kandungan. Berita ini tentunya mengiris hati sebagai orang tua.

Tak hanya bagi orang tua, bagi orang yang sedang berjuang untuk memiliki anak pun tentunya ini sangat memukul batin.

Di saat segala usaha di curahkan sebagai ikhtiar untuk memiliki keturunan, sementara di sisi lain ada yang mudah sekali memberikan anaknya kepada yang lain.

Menjadi pertanyaan besar untuk kita semua, apakah anak yang terlahir sudah tidak lagi menjadi anugerah? Sehingga keberadaannya seperti tidak lagi di inginkan.

Advertisement

Peribahasa ‘anak adalah harta tak ternilai harganya’ seolah tak lagi relevan.

Jika di telisik lebih dalam, ternyata banyak faktor yang memicu kasus ini terjadi seperti yang di sampaikan Netty Prasetiyani anggota komisi IX DPR.

Menurutnya praktik keji ini merupakan puncak gunung es dari berbagai persoalan struktural seperti kemiskinan dan kurangnya edukasi kesehatan reproduksi.

“Lemahnya perlindungan sosial bagi ibu hamil di luar nikah dan celah hukum yang di manfaatkan pelaku sindikat TPPO,” terangnya, Jumat (18/07).

Kemiskinan bisa jadi faktor utama dalam kasus penjualan bayi ini.

Advertisement

Dengan segala kebutuhan yang mendesak dan tuntutan ekonomi menjadikan orang tua terpaksa harus mengorbankan anaknya.

Faktor berikutnya, negara sebagai pengayom dan pelindung tentu di harapkan mampu menghilangkan kemiskinan yang ada di tengah masyarakat.

Sehingga rakyat tidak kesusahan mencari sumber penghasilan sampai mengorbankan menjual anaknya yang masih bayi.

Begitupun dengan sindikat TPPO, yang sangat tega menyediakan jasa ini hanya demi cuan.

Faktor mindset juga penting karena sekarang semakin hilangnya fitrah orang tua karena pemahaman kapitalistik.

Advertisement

Pemikiran kapitalis telah mendidik para orang tua bahwa memiliki anak membutuhkan biaya yang tinggi dan merepotkan.

Sehingga membentuk pemikiran memiliki anak akan semakin menyusahkan hidup.

Tak aneh sudah mulai banyak wanita yang memilih child free seperti yang terjadi di Jepang dan Jerman yang sedang mengalami krisis depopulasi.

Pemahaman ini telah dii mpor oleh barat dan mulai merasuk menghilangkan fitrah sosok ibu

Dengan kondisi yang mendesak di tambah pemahaman keliru, kemudian bertemu dengan sindikat TPPO akhirnya terjadi kasus perdagangan bayi.

Advertisement

Tentunya kasus seperti ini sangat jelas di larang oleh Islam.

Siapapun pelakunya akan di tindak tegas oleh negara sebagai penegak hukum dan sebelum itu semua terjadi  mengedepankan tindakan preventif.

Pertama, Islam memiliki  cara pandang yang khas tentang anak.

Islam memposisikan anak sebagai aset strategis untuk keluarga, masyarakat dan negara.

Bagi orangtua/keluarga, anak adalah amanah dari Allah yang harus di jaga, di lindungi dan di didik karena kelak akan di mintai pertanggungjawaban.

Advertisement

Dengan didikan yang benar bisa mengantarkan pada anak yang Sholih, mampu berbakti dan memberi syafaat bagi kedua orangtuanya kelak di akhirat.

Bagi masyarakat dan negara, anak adalah generasi penerus bangsa yang akan mengisi peradaban Islam yang mulia dan bermanfaat untuk sesama.

Kedua, Islam memiliki mekanisme perlindungan anak dari sejak dalam kandungan.

Negara dengan kurikulum yang berbasis aqidah Islam akan mampu mencetak para keluarga dan masyarakat yang faham akan melindungi dan mendidik anak.

Selain itu, negara juga akan menjamin setiap keluarga terpenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan, pendidikan dan kesehatan.

Advertisement

Sehingga para orangtua tidak stress atas semua tanggungan yang ada.

Para orang tua bisa lebih optimal dalam membersamai dan mendidik anak-anaknya.

Insya Allah dengan semua tindakan ini, Islam akan mampu menciptakan perlindungan dan keamanan bagi setiap warganya.

Alhasil, kasus perdagangan bayi seperti ini tidak akan kita temui. ***

Ditulis oleh: Elis Irma Ratnasari

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend