Umum

1.013 Mahasiswa UGJ Dilepas Wamendes untuk KKN

Published

4 jam ago

4 Agustus 2025

CIAYUMAJAKUNING.ID – Sebanyak 1.013 mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon resmi dilepas untuk melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Ir. H. Ahmad Riza Patria, M.B.A., dalam sebuah seremoni yang digelar di Kampus I UGJ, Senin (4/8/2025).

Dalam sambutannya, Riza Patria menekankan bahwa masa depan Indonesia terletak pada kemajuan desa. Ia menyebutkan bahwa 98 persen wilayah Indonesia adalah desa, menjadikannya sebagai titik awal strategis pembangunan nasional.

“Desa bukan sekadar masa lalu. Desa adalah masa depan. Kalau kita ingin Indonesia maju dan sejahtera, pembangunan harus dimulai dari desa,” tegasnya di hadapan ribuan mahasiswa dan civitas akademika UGJ.

Tantangan dan Harapan bagi Desa

Riza menyuarakan kekhawatiran atas tingginya laju urbanisasi, di mana banyak masyarakat desa pindah ke kota karena menganggap desa tidak menjanjikan masa depan. Ia mengajak seluruh pihak, khususnya perguruan tinggi, untuk berperan aktif menjadikan desa sebagai pilihan utama, bukan sekadar tempat tinggal sementara.

“Kita tidak bisa membangun desa secara parsial. Perlu sinergi dari perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah,” ujarnya.

Ia membeberkan fakta bahwa 14 persen desa di Indonesia masih berstatus tertinggal dan sangat tertinggal, dengan mayoritas berada di wilayah timur Indonesia. Lebih dari 3.000 desa belum teraliri listrik, dan lebih dari 20.000 desa belum memiliki akses internet.

Keterbatasan infrastruktur, minimnya pelayanan dasar, serta rendahnya kualitas SDM menjadi tantangan besar yang harus diatasi bersama.

Strategi Pembangunan dan Digitalisasi Desa

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah telah menjalankan berbagai program strategis seperti Koperasi Merah Putih, Makan Bergizi Gratis (MBG), dan Sekolah Rakyat, yang ditujukan untuk memperkuat kemandirian desa dari akar rumput.

Tak hanya itu, Wamendes juga mendorong percepatan digitalisasi desa, khususnya dalam sektor pariwisata berbasis lokal.

“Promosi wisata desa tidak bisa lagi hanya pakai spanduk dan baliho. Harus masuk ke platform digital, memanfaatkan media sosial agar potensi desa lebih dikenal luas,” jelasnya.

Ia juga mengimbau kepala desa untuk terus meningkatkan kompetensi manajerial demi membangun tata kelola desa yang modern dan akuntabel.

Kolaborasi Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Desa

Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ), Mukarto Siswoyo, menyampaikan bahwa program KKN UGJ bersifat berkelanjutan dan terstruktur. Dalam satu tahun, KKN dilaksanakan dua kali di desa yang sama.

“Kalau semester ini di desa A, maka semester berikutnya juga di desa A. Jadi programnya bisa tuntas dan dampaknya lebih terasa,” ujar Mukarto.

Pemilihan desa, kata dia, dilakukan berdasarkan rekomendasi dari pemerintah daerah, bukan semata-mata keputusan internal kampus.

Sementara itu, Rektor UGJ Achmad Faqih mengungkapkan bahwa KKN kali ini terbagi ke dalam tiga bentuk kolaborasi diantaranya KKN Tematik, KKN Literasi, dan KKN Internasional.

Sebanyak 1.013 mahasiswa akan diterjunkan ke 63 desa yang tersebar di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) serta Kabupaten Brebes.

Untuk KKN Literasi, UGJ menggandeng Perpustakaan Nasional dan mendapatkan hibah sebesar Rp 310 juta guna pengembangan literasi, khususnya literasi digital di masyarakat desa.

“Kami ingin masyarakat desa punya bekal untuk memahami dan memanfaatkan teknologi informasi demi pengembangan diri dan komunitas,” jelas Faqih.

Menariknya, program KKN Internasional tahun ini juga melibatkan mahasiswa dari Malaysia, sebagai bagian dari kerja sama internasional yang terus dikembangkan UGJ.

“UGJ terus mendorong kolaborasi lintas negara agar mahasiswa memiliki perspektif global. Kami ingin menjadikan KKN sebagai medium pertukaran budaya dan pengetahuan,” pungkasnya.