Ekbis
LindungiHutan Ajak Semua Pihak Tingkatkan Aksi Karbon Nyata di Hari Nol Emisi
Semarang, 23 September 2025 – Peringatan Zero Emissions Day atau Hari Nol Emisi setiap 21 November menjadi sebuah momentum penting untuk mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca secara nyata. Indonesia telah menetapkan target net zero emissions pada 2060, namun data terbaru menunjukkan bahwa jalan menuju sasaran ini masih panjang dan penuh tantangan.
Menurut laporan An Energy Sector Roadmap to Net Zero Emissions in Indonesia oleh IEA dan Kementerian Energi, sektor energi menjadi penyumbang terbesar emisi CO₂ di Indonesia. Sekalipun elektrifikasi dan efisiensi energi digadang-gadang sebagai solusi utama, lebih dari 70 persen pembangkit listrik di Indonesia masih berasal dari bahan bakar fosil. Untuk mencapai net zero di tahun 2060, roadmap menyebut bahwa pembangkit fosil harus dikurangi drastis, dengan porsi energi terbarukan yang terus ditingkatkan.
Berdasarkan data terbaru dari EDGAR mencatat bahwa emisi gas rumah kaca global tahun 2023 mencapai 53,0 gigaton CO₂-eq, naik sekitar 1,9% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, berdasarkan data Climate Change Tracker, emisi gas rumah kaca di Indonesia per kapita mencapai hampir 6,9 ton CO₂-eq per orang per tahun, yang dikategorikan sebagai “tinggi”, terutama karena ketergantungan pada batu bara dan emisi lahan gambut/lahan penggunaan lahan lainnya.
LindungiHutan menyikapi Hari Nol Emisi ini dengan mengajak masyarakat, brand, dan pemangku kepentingan untuk memperkuat aksi penghijauan dan konservasi alam sebagai salah satu cara paling efektif untuk menyerap karbon dan memperkuat daya dukung lingkungan. Program penghijauan yang melibatkan penanaman pohon di hulu sungai dan wilayah pesisir, mangrove, serta restorasi ekosistem alam menjadi bagian dari solusi nyata.
“Zero Emissions Day bukan sekadar simbol. Ini adalah panggilan tindakan. Setiap pohon yang ditanam, setiap hektar hutan yang direstorasi, adalah bagian dari solusi untuk memutus rantai emisi yang terus meningkat. LindungiHutan berkomitmen untuk memperluas kerja sama agar aksi karbon ini bukan milik sedikit orang, tetapi tanggung jawab kolektif,” ujar Siktiyana, Head Content and Marketing LindungiHutan.
Di sisi kebijakan, Indonesia juga memperkuat regulasi, termasuk Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Sistem Registri Nasional (SRN) serta dukungan terhadap skema perdagangan karbon domestik dan sertifikasi emisi. Meski demikian, keterbatasan pemantauan, transparansi data, dan kapasitas lokal masih menjadi hambatan yang perlu segera diatasi.
LindungiHutan mengajak publik untuk ikut ambil bagian melalui program seperti penanaman bibit pohon, restorasi mangrove, dan pemanfaatan fitur, seperti carbon offset dan Sustainabilitree. Dengan langkah-langkah kecil yang terukur, diharapkan emisi nasional dapat dikurangi secara signifikan, sehingga target net zero 2060 bukan hanya impian melainkan kenyataan.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES

- Teknologi3 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- Lirik Lagu3 tahun ago
Lirik Lagu Mabok Ngeslot Anik Arnika Bahasa Cirebon Dan Bahasa Indonesia
- legal3 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Teknologi2 tahun ago
Download TFT Unlock 2023 V3.1.1.1 Update ByPass FRP Tool dan Unlock iPhone dan iPad
- Kuliner6 tahun ago
Menyesap Kopi Lunaira Usung Konsep Bayar Seikhlasnya
- Budaya10 bulan ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
- Umum8 bulan ago
Istimewa, Bupati Terpilih Kuningan Dian Rachmat Yanuar Rayakan HUT ke-57
- Umum11 bulan ago
Agha Setia Putra Gantikan Hesekiel Sijabat Jadi Kepala ATR/BPN Kabupaten Cirebon