Connect with us

    Umum

    Ratusan Santri Gruduk Keraton Kasepuhan, Ada Apa ?

    Published

    on

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING – Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Cirebon, yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Dzuriyah Kanjeng Sunan Gunung Jati, melakukan aksi penolakan dinobatkannya PRA Luqman Zulkaedin menjadi Sultan Sepuh XV.

    Dari pantauan yang dilakukan ratusan santri tersebut tiba di Alun-alun Kasepuhan sekitar pukul 10.30 WIB. Mereka membentangkan kain berwarna merah putih panjang, dan melantunkan doa solawatan di Alun-Alun Kasepuhan Kota Cirebon.

    Adanya kedatangan dari ratusan santri tersebut, Laskar Macan Ali dan petugas kepolisian yang bertugas menjaga keamanan selama jalannya penobatan Sultan Sepuh XV, berjaga di depan gerbang Karaton Kasepuhan Cirebon, supaya para santri tersebut tidak bisa masuk, serta mencegah terjadinya bentrokan.

    Tak beberapa lama, ratusan santri memasuki Masjid Agung Sang Cipta Rasa, dan melakukan solawatan, sambil terus memantau perkembangan selama prosesi penobatan Sultan Sepuh XV.

    Menurut juru bicara Forum Silaturahmi Dzuriyah Kanjeng Sunan Gunung Jati, Ide Bagus Arief Setiawan, pihaknya menolak dinobatkannya PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV. Mereka hanya memperbolehkan kegiatan yang dilakukan pada hari ini, hanyalah peringatan 40 hari wafatnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat.

    Advertisement

    “Kami hanya ingin kegiatan di Keraton Kasepuhan hari ini hanya peringatan wafatnya 40 hari ini, bukan penobatan,” jelasnya, Minggu (30/8/2020).

    Pria yang akrab disapa Ibas ini melanjutkan, bentuk penolakan ini juga sebagai upaya untuk pelurusan sejarah. Sebab, 9 Sultan terakhir yang ada di Keraton Kasepuhan Cirebon ini bukan merupakan trah atau keturunan asli Sunan Gunung Jati Cirebon.

    Ibas melanjutkan, Sultan yang masih merupakan trah asli Sunan Gunung Jati hanya sampai di Sultan Sepuh V Sultan Matangaji. Sultan-sultan setelahnya merupakan Sultan hasil politisasi dan campur tangan Belanda.

    Adapun jika nantinya prosesi penobatan tetap dilakukan, lanjutnya, pihaknya akan menunggu arahan dari para kyai. Dan sampai saat ini masih akan terus melakukan solawatan sambil memantau apa yang terjadi di Keraton Kasepuhan.

    “Kita meminta tidak ada penobatan, kecuali hanya peringatan 40 hari wafatnya Sultan Sepuh XIV,” ujarnya.

    Advertisement
    Continue Reading

    Yang Lagi Trend