Connect with us

Budaya

Sudjana Partanain Maestro Seni Tarling Klasik Cirebon Pencipta Melodi Kiser

Published

on

Sudjana Partanain

CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Raut wajah Sudjana Partanain seakan masih memiliki harapan untuk terus eksis melestarikan seni musik Tarling Klasik Cirebon.

Disebuah pelataran rumah yang sederhana, kakek yang akrab disapa Mama Djana masih terlihat semangat berlatih musik tarling klasik bersama rekan sebayanya.

Jari Jemari Sudjana masih terlihat lihai memainkan gitar akustik yang dipetiknya. Sudjana Partanain merupakan satu dari musikus tarling klasik Cirebon generasi kedua.

Dia berhasil menciptakan teknik melodi dalam lantunan lagu khas Cirebon pada tahun 1040-an. Melodi tersebut bernama Kiser.

Seraya mengisi waktu luang di usia senjanya. Sudjana terus meluangkan waktu untuk berkarya.

Advertisement

“Kalau tidak sama grup musik ya saya petik sendiri,” kata Sudjana, Sabtu (6/11/2020).

Dari informasi yang berhasil dihimpun, Sudhana Partanain berada di posisi penting dalam perkembangan Tarling Klasik Cirebon. Bahkan, pada masa itu, Sudjana kerap manggung di beberapa daerah Indonesia.

Ditengah perkembangan dunia musik dangdut khususnya Pantura Cirebon dan Indramayu, Sudjana justru tetap konsisten memetik gitarnya. Sesekali ia bermain gitar elektrik hasil dari jerih payahnya
manggung sana sini semasa muda.

“Sekarang manggung paling satu kali bahkan hampir tidak pernah disamping faktor usia juga karena mungkin tarling klasik sudah tidak lagi disukai. Sekarang malah adanya dangdut pantura,” ujar dia.

Mama Djana sempat berbagi cerita tentang perjalanannya menggeluti seni tarling klasik hingga menemukan melodi Kiser. Dia menuturkan, awal mula tarling berkembang pada tahun 1940-an.

Advertisement

Saat itu Cirebon dan Indramayu tengah dijajah oleh Belanda. Salah satu musikus tarling ternama pada era tersebut adalah Sugra dari Indramayu dan Barang dari Cirebon.

“Musik tarling ditemukan berasal dari kemampuan Sugra bermain gamelan. Saat itu Pak Sugra menggabungkan musik dari gamelan ke dalam nada yang ada di senar gitar ditambah suling. Jadilah tarling,
yaitu gitar dan suling,” tutur dia.

Seiring perkembangan musik tarling, Mama Djana mulai aktif menggeluti musik khas Cirebon itu sejak tahun 1946. Saat itu, Djana yang sering manggung bereksplorasi menggabungkan beberapa unsur
musik ke dalam suara gitar, sehingga menjadi melodi kiser.

Melodi kiser tarling klasik yang diciptakan Mama Djana tersebut merupakan campuran lagu yang pada gamelan dan keroncong. Lagu tersebut kemudian digabungkan dengan laras gamelan, pelog, slendro
dan prawa khas Cirebon.

“Saya gabungkan banyak unsur musik tradisional Cirebon dan jadilah melodi kiser. Alhamdulillah banyak yang suka. Saya biasanya empat orang kalau manggung,” kata dia.

Advertisement

Dari ciptaannya itu, Mama Djana menghasilkan banyak karya musik tarling klasik Cirebon. Namun, hingga berkembangnya zaman, musik tarling pun berubah menjadi musik organ tunggal dan dangdut
Cirebonan.

“Kalau lagu-lagu Cirebonan yang terkenal banyak ada kiser, waled, bendrong, barlen. Lagu tarling klasik menceritakan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Cirebon,” tutur dia.

Continue Reading

Yang Lagi Trend