Connect with us

    Lifestyle

    Cerita Anak-anak Punk Kuningan Jalani Pemeriksaan HIV AIDS

    Published

    on

    KUNINGAN, CIAYUMAJAKUNING – Sore itu awan mendung menyelimuti langit Kabupaten Kuningan. Sekitar pukul 16.30 WIB, petugas kesehatan dari Puskesmas Kuningan datang ke sebuah tempat bermukimnya belasan anak punk.

    Bukan rumah, bukan juga kontrakan. Tempat bermukim yang dimaksud ialah sebuah tembok yang letaknya persis di belakang area pertokoan di Jalan Siliwangi, Kelurahan Kuningan.

    Tembok itu menyatu dengan akar sebuah pohon besar yang menjulang tinggi ke atas. Tidak ada kasur apalagi selimut di tempat itu. Hanya ada alas yang terbuat dari semen dan dilapisi kardus.

    Ketika lima orang petugas kesehatan datang serta didampingi sejumlah relawan, anak-anak punk itu tampak welcome menyambut. Rupanya mereka telah diberi tahu akan menjalani tes VCT (voluntary counselling and testing), sebuah tes yang bertujuan untuk mengetahui seseorang terindikasi HIV atau tidak.

    Tidak langsung menjalani tes VCT, anak-anak punk itu terlebih dahulu diberi pemahaman mengenai bahaya, cara penularan hingga langkah pencegahan HIV AIDS.

    Advertisement

    Suasana saat itu tampak santai. Canda tawa mengiringi penjelasan seorang dokter dari Puskesmas Kuningan. Sesekali, anak-anak punk itu bertanya kepada sang dokter.

    Setelah diberi pemahaman, barulah tes VCT dimulai. Tapi sebelum itu, anak-anak punk tersebut diminta mengisi data diri mulai dari nama, usia hingga tempat asal. Kebanyakan mereka yang ada disana merupakan pemuda-pemuda asli Kabupaten Kuningan.

    Usai didata, petugas kesehatan menyiapkan peralatan tes VCT. Lucunya saat akan mulai tes, anak-anak punk itu menolak mengikuti tes VCT. Hal itu tentu membuat kaget dan bingung petugas serta relawan yang ada disana.

    Rupanya ada alasan kenapa anak-anak punk itu enggan menjalani tes VCT. Mereka ternyata menunggu ‘Bunda’ mereka yang saat itu belum hadir di lokasi. Bunda mereka itu ternyata seorang anggota DPRD Kabupaten Kuningan, Sri Laelasari.

    Saat ditanya, salah seorang anak punk mengaku sering dikunjungi bundanya itu. Bahkan tidak jarang, Bunda mereka mengajak anak-anak punk untuk minum kopi bersama. Itulah kenapa anak-anak punk ini enggan mengikuti tes VCT sebelum si Bunda datang.

    Advertisement

    “Bunda sering main kesini, sering ngajak ngopi juga. Makanya kalo Bunda ga kesini, kami gamau di tes,” ucap salah seorang anak punk yang rupanya ‘ketua’ disana.

    Sembari menunggu si Bunda datang, petugas membujuk anak-anak itu untuk tes VCT. Ada yang mau, banyak juga yang tetap menolak menunggu si Bunda datang, termasuk ketua itu tadi.

    Salah seorang relawan kemudian menghubungi Sri melalui video call. Sri bicara dengan anak-anak punk disana dan mengatakan akan segera datang ke lokasi.

    “Ini lagi dijalan, tunggu kalian tes saja dulu jadi pas datang sudah selesai biar santai,” ucap Sri kepada anak-anak punk itu melalui video call.

    Tapi Mereka kekeuh menunggu si Bunda datang. Sementara menunggu kedatangan si Bunda, tiga orang anak punk bersedia di tes. Petugas kesehatan kemudian mengambil sampe darah tiga anak punk ini.

    Advertisement

    Tidak sampai setengah jam, hasil tes VCT ketiga anak punk tersebut keluar. Hasilnya, ketiganya dinyatakan negatif. Mereka dilihatkan alat tes VCT yang menunjukan hasil negatif.

    Sementara anak-anak punk lainnya masih tetap menunggu si Bunda datang meski rintik-rintik air hujan mulai turun. Benar saja, tidak lama hujan semakin besar dan membuat semua orang yang ada di lokasi itu mencari tempat teduh.

    Disaat hujan turun dengan derasnya, si Bunda datang dan langsung menghampiri anak-anak punk yang ikut berteduh itu. Senyum ceria terlihat jelas dari wajah anak-anak itu saat Bunda mereka datang.

    Karena hujan tes VCT tidak dilanjutkan. Mereka kemudian diajak berbincang-bincang oleh Sri sambil menyeruput kopi hangat dan tentunya menghisap rokok. Kedekatan antara Sri dan anak-anak punk itu begitu nyata terlihat.

    Karena hujan turun semakin deras, petugas kesehatan memutuskan untuk menunda tes VCT untuk anak-anak sore itu. Mereka kemudian beranjak dari lokasi menggunakan kendaraan dinas puskesmas.

    Advertisement

    Sementara Sri, anak-anak punk masih bertahan di lokasi menikmati kopi hangat dan berbincang.

    “Karena ini hujan tesnya ditunda dulu. Tapi ingat nanti harus tes semua karena demi kesehatan kalian juga. Sekarang kita ngopi aja santai nunggu hujan reda,” tutup Sri yang merupakan politisi Partai Gerindra ini.

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend