Connect with us

    Umum

    Awal Tahun 2021 KBM Tatap Muka ? Ini Penjelasan Bupati Cirebon

    Published

    on

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Bupati Cirebon, Drs. H. Imron MAg pastikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di wilayah Kabupaten Cirebon pada semester 2 nanti, bisa diadakan secara tatap muka jika sekolah tersebut berada di zona hijau dan sejumlah syarat lainnya.

    Imron menuturkan, kebijakan itu disebabkan karena murid mulai dari tingkatan TK, SD dan SMP sudah merindukan untuk dapat belajar secara tatap muka.

    “Kalau memang sekolah itu berada di zona hijau, silahkan. Tapi tetap kepala sekolah dan pengurus kecamatannya harus memastikan,” ucap Imron di Pendopo Bupati, Kamis (31/12/2020).

    Menurutnya, banyak para siswa yang menginginkan tatap muka. Sebab sudah terlalu lama belajar online.

    “Kalau pola pikir murid SD dan siswa SMP itu kan beda, masih harus ada arahan dari guru. Misalkan pelajaran matematika, tidak bisa hanya sekedar jarak jauh,” ucap Imron.

    Advertisement

    Imron menjelaskan, sebagian besar wilayah Kabupaten Cirebon berada di daerah pedesaan dan ada yang memiliki ekonomi terbatas, sehingga sulit untuk membeli handphone dan kuota internet.

    “Artinya banyak orang yang menginginkan ke saya. Tapi nanti kita liat arahan dari gugus tugasnya bagaimana,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Asdullah Anwar, mengaku pihaknya sudah mempersiapkan petunjuk teknis pembelajaran, dari mulai protokol kesehatan.

    “Anak sudah kangen, guru sudah rindu sama muridnya,” ujar Asdullah.

    Sementara ini, pembelajaran yang berjalan menggunakan modul yang dibagikan secara gratis kepada murid.

    Advertisement

    “Perbandingan siswa yang tidak punya handphone yaitu sekitar 40 persen. Itupun kalau mereka punya, ada yang tidak ada biaya untuk membeli kuota internet,” ucap Imron.

    Menurutnya, pembelajaran online kurang efektif, sehingga modul pembelajaran yang dibagikan, bisa menjadi solusi.

    “Ya dalam rencana nantinya jumlah murid akan dibatasi 50 persen dari jumlah murid dalam satu kelas. Waktu pembelajaran pun akan dikurangi dari waktu biasanya,” tutur Asdullah.

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend