Connect with us

    Umum

    Mahasiswa STIDKI NU Indramayu Kembangkan Dakwah Digital

    Published

    on

    STIDKI NU Indramayu

    Ciayumajakuning.ID – Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama (STIDKI NU) Indramayu khususnya Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Khusus, mengikuti pelatihan  Optimalisasi Web Blog. Pelatihan untuk meningkatkan dakwah digital ini diselenggarakan oleh Yayasan Bakti Sakimiyah Pondok Pesantren Luhur Sakimiyah, Srengseng Kabupaten Indramayu.

    Pelatihan  yang mayoritas diikuti oleh mahasiswa STIDKI NU Prodi KPI itu dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas keilmuan mahasiswa di bidang Web Blog sebagai upaya pengembangan Dakwah NU di era milenial.

    Pada kesempatan ini menurut pemateri, Bakhril Kirom, untuk memiliki impian punya blog yang dikunjungi dan disukai netizen atau pembaca harus mampu membuat blog dan harus dapat memiliki ketrampilan bagaimana membuat serta mengolah blog menjadi lebih menarik.

    “Bukan hanya itu, kita juga dituntut untuk bisa menulis dan melakukan update secara berkala dengan tulisan atau konten yang menarik,” ungkapnya kepada NU Online Jabar.

    Sementara, menurut salah seorang mahasiswa STIDKI NU Indramayu, Syarif Rustam  pelatihan tersebut dimaksudkan agar mahasiswa KPI memiliki kapasitas keilmuan di bidang web blog, karena harus diakui bahwa masih banyak mahasiswa yang belum mempunyai keahlian di bidang web blog.

    Advertisement

    “Tantangan dakwah di era millennial tentu sangat berat dan harus berbasis digital, maka mahasiswa STIDKI NU Indramayu harus menguasai cara membuat web blog agar bisa dijadikan sarana untuk pengembangan dakwah,” jelasnya.

    Selain  itu, mahasiswa lainnya yang kebetulan sebagai da’i/penyuluh,  Ahmad Faizin Assyarwasni, dirinya sebagai mahasiswa komunikasi sekaligus sebagai da’i dan kader NU, harus mampu membuat blog yang menarik juga harus bisa menulis.

    “Karena dakwah bukan hanya dengan lisan tetapi juga dengan tulisan, pengalaman saya ketika ikut MKNU yang lalu di Patrol, salah pemateri menekankan agar kader NU sadar media dengan cara bisa  bicara dan bisa menulis. Saat ini dunia kita adalah dunia digital,” ungkapnya.

    Menurut Faizin, berdasarkan survey yang dilakukan oleh Assosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia tahun 2018saja pengguna internet indonesia 171,17 jt atau 64% dari 264,16 jt. Dengan perbandingan pengguna internet 75% di kota dan 61% di pedesaan. Dengan pemakaian aktif setiap hari atau terhubung dengan internet 93%.

    “Pengguna medsos terbanyak yang berusia 18 – 34 tahun dan ini masuk pada usia produktif sekaligus termasuk usia yang masih dalam pencarian jati diri. Untuk itu warga NU harus mampu menggunakan medsos untuk sarana dakwah agar mampu lebih luas  berdakwah di internet. Ingat organisasi lain banyak menggunakan medsos bahkan lebih maju dari kita,” katanya.

    Advertisement

    Faizin juga mengajak kalangan mahasiswa NU untuk juga menggunakan fasilitas medsos demi dakwah Islam. Era serba digital sudah waktunya bagi kalangan mahasiswa NU atau santri NU menampilkan khazanah kampus NU dengan menyebarkannya di  sejumlah sosial media.

    “Dengan mempublikasikan STIDKI NU akan banyak orang yang mengenal STIDKI NU Indramayu, dan kelak bisa memilih kampus STIDKI NU Indramayu sebagai lembaga pendidikan untuk anak-anaknya,” ujarnya.

    “Dengan banyaknya pengguna internet, gunakanlah media internet untuk sarana berdakwah. Sudah seharusnya para mahasiswa NU, dai NU, Penyuluh berbasis NU bahkan santri NU menyebarkan konten Islam ramah melalui internet, sebagai upaya antisipasi atau meng-counter kelompok-kelompok di luar NU yang gencar menyebarkan visi dan misinya serta pandangan keagamaannya melalui sosial media,” tutup Faizin.***

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend