Connect with us

    Teknologi

    Kode QR dan Ratu Konten di Era Digital

    Published

    on

    Kode QR

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Kode QR kerap menjadi salah satu produk digital yang dimanfaatkan manusia dalam setiap aktivitas mereka.

    Bahkan kode QR tersebut sering kali digunakan dalam berbagai aktivitas. Mulai dari transaksi sampai bubuhan tanda tangan pimpinan dalam sebuah dokumen.

    Kode QR terdiri dari kotak hitam yang disusun dalam kotak persegi dengan latar belakang putih

    Namun, tidak semua orang tahu darimana asal usul kode QR tersebut. Siapa penemu kode QR pertama kali?

    Salah seorang seniman digital Doddy Hernanto menyebutkan, QR adalah kepanjangan dari Quicr Response. QR merupakan jenis kode batang matriks atau dua dimensi yang ditemukan oleh perusahaan otomotif Jepang Denso Wave.

    “Penemu kode QR bernama Masahiro Hara. Dia merupakan seorang engineer Denso menemukan QR Code pengganti Barcode dalam Industri,” ujar pria yang akra disapa Mr D itu, Jumat (20/8/2021).

    Advertisement

    Barcode adalah label optik yang dapat dibaca mesin berisi informasi tentang item yang dilampirkan. Dalam praktiknya, kode QR sering berisi data untuk pelacak, pengidentifikasi, atau pelacak yang mengarah ke situs web atau aplikasi.

    Dia menyebutkan, kode QR menggunakan empat mode pengkodean standar. Yakni numerik, alfanumerik, byte/biner, dan kanji yang berfungsi sebagai menyimpan data secara efisien.

    Sistem Respon Cepat menjadi populer di luar industri otomotif karena keterbacaannya yang cepat serta kapasitas penyimpanan yang lebih besar dibandingkan dengan barcode UPC standar.

    Aplikasi termasuk pelacakan produk, identifikasi item, pelacakan waktu, manajemen dokumen, dan pemasaran umum.

    Kode QR dapat dibaca oleh perangkat pencitraan seperti kamera. Kode QR, kata dia, dapat diproses menggunakan koreksi kesalahan Reed–Solomon hingga gambar dapat diinterpretasikan dengan tepat.

    Advertisement

    “Data yang dibutuhkan kemudian diekstraksi dari pola-pola yang ada pada komponen horizontal dan vertikal citra,” jelas Mr D.

    Memasuki era teknologi ini, kode QR dipastikan akan berkembang pesat, informatif. Bahkan, kata dia, saat ini kode QR sangat mudah berkolaborasi dengan seni terutama desain dalam bentuk QR code Art.

    Salah satu aplikasi yang sukses berkolaborasi dengan Kode QR seperti aplikasi WeChat. Dia menyebutkan, aplikasi tersebut memanfaatkan fitur QR Code masih traditional.

    WeChat pertama kali dirilis pada tahun 2011, aplikasi ini menjadi aplikasi seluler mandiri terbesar di dunia pada tahun 2018. Suatu fitur pemindai yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan banyak hal.

    “Seperi bertukar kontak, berinteraksi dengan brand atau selebritis, hingga membeli barang atau makanan. Bahkan di tahun 2014 Evan Thomas Spiegel adalah pengusaha America Serikat yang menjadi pendiri dan CEO SnapChat pergi ke negara Cina yang melahirkan WeChat. Selama di Cina, Spiegel banyak menemukan para pengguna menggunakan QR code,” kata dia.

    Advertisement

    Berangkat dari pengalaman Masahiro Hara, Evan Spiegel, dan WeChat. Mr D menyimpulkan, kode QR adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi.

    “Saya sendiri membuat kode QR untuk menggabungkan musik, sketsa dan video maupun animasi,” kata dia.

    Dia menjelaskan, penggabungan tersebut menjadi sebuah QR Art. Karya seni digital buatan Mr. D tersebut menjadi terobosan baru dalam bentuk seni baik analog maupun digital.

    Dia menjelaskan, kode QR Art bisa di retouch jadi lebih indah, dinamis, bervariasi, personal branding, unik dan eye cathing. Baginya, konten adalah raja yaitu bagian yang sangat penting dalam sebuah media.

    “Sementara QR Art adalah ratu yang berkolaborasi dengan konten yang akan menjadi koneksi informasi,” ujar Mr D.

    Advertisement

    Pada kesempatan tersebut, dia mengatakan, QR visual bisa berupa video dalam format MP4, Gif atau hanya gambar.

    “Intinya tetap content is the King dan QR Art is the Queen,” ujar dia.

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend