Connect with us

Ekbis

Diterpa Pandemi, Kerajinan Rotan Tetap Bertahan Meski Teronta-Ronta

Published

on

Ciayumajakuning.id

CIAYUMAJAKUNING.ID – Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar usaha mengalami penurunan penghasilan. Tidak terkecuali usaha Kerajinan Rotan yang dijalankan oleh Kiman (40) warga Desa Bode Lor, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon.

Menurut Kiman, Pandemi membuat permintaan Rotan dari konsumen mengalami penurunan, terlebih lagi saat adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Memang saat pandemi mengalami penurunan permintaan, apalagi pas PPKM itu konsumen gak bisa dateng kesini. Bener-bener ngaruh,” ujar Kiman saat ditemui di rumah produksi, Selasa (12/10/2021).

Produksi kerajinan Rotan tersebut sudah dijalani pria berusia 40 tahun itu sejak tahun 2017. Dimulai dari produksi di rumah sendiri, dan hanya dibantu oleh 3 orang pekerja. hingga sekarang sudah bisa memberikan orderan kepada rumah produksi lain dan lebih banyak memberikan lapangan kerja untuk warga sekitar.

“Iya mas, dulu mulai terjun di usaha rotan tahun 2017. Itu saya produksi di rumah sendiri dibantu 3 orang pekerja, kalo sekarang sih udah ada 10 orang yang kerja di rumah saya, ditambah juga saya bagi-bagi orderan ke rumah produksi lain agar bisa lebih cepat sesuai permintaan,” ucap Kiman.

Advertisement

Dalam satu bulan, rumah produksi kerajinan rotan yang dimiliki Kiman bisa mendapatkan omzet Rp 50 juta sampai Rp 70 juta rupiah tergantung banyaknya permintaan dari para konsumen.

“Kurang lebih sih Rp 50 juta sampai Rp 70 juta rupiah, Tapi itu masih kotor, Mas. Ya minimal satu bulan cukup buat kebutuhan aja,” ucap Kiman.

Pria tersebut memaparkan terkait pemasaran produk kerajinan rotannya baru ruang lingkup dalam negeri, seperti Kota Yogyakarta, Bekasi dan sebagian Kota di Pulau Sumatera. Kebanyakan permintaannya dari para reseller dan hotel atau tempat usaha yang ingin tempatnya lebih estetik.

“Kalau untuk pengiriman, kita baru di Indonesia aja, mas. Paling banyak dari Kota Yogyakarta dan bekasi serta sebagian Kota di Sumatera seperti Jambi, Palembang, dan Medan. Pesanannya dari reseller atau pelaku usaha biar tempat usahanya lebih menarik,” kata Kiman.

Meski demikian, Kiman mengatakan bahwa usahanya masih bisa bertahan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta menggaji para pekerja yang bergantung dari produksi kerajinan rotan tersebut.

Advertisement

“Alhamdulillah, Mas. Walaupun sempat sepi permintaan tapi masih bisa berjalan dan mencukupi kebutuhan,” tutur Kiman.

Di situasi pasca PPKM ini, Kiman berharap semoga industri kerajinan rotan bisa lebih maju dan dikenal masyarakat luas agar para pengrajin tetap bisa mendapatkan penghasilan dari usaha Kerajinan Rotan tersebut.

“Semoga setelah PPKM ini, permintaan dari konsumen naik dan industri kerajinan rotan lebih maju dari sebelumnya,” pungkas Kiman. (HILMAN)

Continue Reading

Yang Lagi Trend