Pemerhati Pendidikan Kota Cirebon Sebut PPDB Masih Carut Marut

CIAYUMAJAKUNING.ID – Dunia pendidikan menjadi salah satu pendukung bagi kemajuan bangsa Indonesia, namun masih terdapat sejumlah persoalan didalam dunia pendidikan terutama terkait sistem penerimaan siswa atau yang sering dikenal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Hera Damayanti selaku tokoh pemerhati pendidikan di Kota Cirebon mengatakan, sudah saatnya dunia pendidikan dijaga dari oknum-oknum yang selalu memanfaatkan yang berdampak bagi kerugian bagi masyarakat.

Oleh karena itu, kehadiran pihak-pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan sangat diperlukan.

“Jangan sampai dari setiap pelaksanaan PPDB merugikan anak-anak yang berada didalam zonasi sekolah, dalam prakteknya kan banyak kasus masyarakat yang masuk dalam zonasi malah terdepak oleh oknum-oknum yang mencoba masukin anak didik yang dari luar zonasi,” ungkapnya, Sabtu (13/8/2022).

Ia berharap kedepan dunia pendidikan Kota Cirebon benar-benar mengaspirasi maayarakat sekitar sekolah untuk bisa mendapatkan hak pendidikannya seperti zaman dahulu.

Advertisement

“Proses PPDB pun perlu diperbaiki karena sampai sejauh ini tidak menutup kemungkinan masih ada praktik-praktik yang tidak sesuai,” ucapnya.

Sistem PPDB terutama di sistem zonasi, ditegaskannya masih perlu diperluas. Selain itu juga dalam sistem penerimaan pun tidak perlu memandang latar belakang keluarga.

“Semua warga negara memiliki hak yang sama, jangan sampai karena uang masyarakat sekitar tidak bisa dapatkan haknya,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Kadini menuturkan kurang begitu setuju terhadap sistem zonasi. Pasalnya sesuai aturan minimal 1 tahun dalam Kartu Keluarga yang berada disekitar sekolah.

“Dengan adanya peluang itu jadi banyak disalahgunakan sama oknum-oknum yang mengambil keuntungan,” jelasnya.

Advertisement

Lebih lanjut kata dia, dengan adanya sistem zonasi perlu di evaluasi lebih lanjut oleh Kementerian Pendidikan.

“Meskipun sebelum dicantumkan dalam aturan sudah melalui proses observasi, tapi faktanya banyak pihak-pihak yang memanfaatkan itu,” tutupnya. ***