Kasus Gagal Ginjal Akut Meningkat IDAI Kabupaten Cirebon Minta Masyarakat Tidak Beli Obat Sirup

CIAYUMAJAKUNING.ID – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kabupaten Cirebon meminta masyarakat terutama anak-anak untuk tidak mengkonsumsi obat sirup setelah ditemukan kasus gagal ginjal akut progresif sebanyak 150 orang di Provinsi Jawa Barat.

Terlebih lagi saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

Mananggapi hal itu, Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kabupaten Cirebon, dr Irman Permana mengatakan, jumlah kasus Gagal Ginjal Akut pada anak kini mengalami kenaikan yang drastis.

Dari catatan yang dimilikinya dalam kurun waktu 3 hari belakang ini jumlah kasus itu sebanyak 25 kasus ditemukan di Jawa Barat.

“Dari 25 kasus yang dicurigai kepada gagal ginjal akut pada anak ini masih terus didalami karena belum mengetahui penyebabnya,” terangnya saat dikonfirmasi, Kamis (20/10/2022).

Advertisement

Terkait dengan penelitian terhadap obat sirup ini, masih kata dia, sampai saat ini masih dalam proses investigasi oleh pihak berwenang sehingga mengenai temuan kasus itu belum dapat disimpulkan karena obat sirup.

“Jadi kami gak bisa sembarangan ambil kesimpulan begitu saja, karena proses pendalaman terkait kasus gagal ginjal akut masih terus didalami,” terangnya.

Irman juga menuturkan penyebabnya dari gagal ginjal akut ini bisa juga ditimbulkan akibat infeksi. Obat bentuk sirup ini bisa saja bukan menjadi faktor tunggal, akan tetapi efek samping yang ditimbulkan dari obat sirup ini juga tidak menutup kemungkinan berpotensi menyebabkan gagal ginjal akut seperti pengalaman di Zambia yang disebabkan oleh obat sirup yang dikonsumsi karena mengandung zat-zat tertentu.

“Sampai sejauh ini di Cirebon belum ada kasus mengenai efek samping obat sirup. Tapi kalau di Jawa Barat ada di Bandung, Bogor, Bekasi dan Kota Depok,” jelasnya.

Ia juga berpesan kepada masyarakat mengenai tanda gejala gagal ginjal akut pada anak seperti panas, demam, mual, muntah-muntah, dan diare.

Advertisement

Kemudian terdapat juga gejala lainnya seperti buang air kecil diawali kencing yang jarang, kemudian adanya perubahan warna kencing.

“Bilamana ditemukan tanda-tanda seperti itu kami himbau untuk segera ke fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, dr. Neneng Nurhasanah mengatakan, obat sirup sampai dengan sekarang masih dalam proses penelitian.

Dijelaskannya, efek samping yang ditimbulkan dari obat sirup yang beredar saat ini sebenarnya sudah sesuai. Akan tetapi bukan parasetamol yang terkandung didalam obat sirup, melainkan pelarutnya yang menimbulkan permasalahan.

“Bilamana anak demam sebaiknya berikan obat tablet dan berikan obat puyer, kami sudah menyampaikan kepada seluruh puskesmas terkait permasalahan ini supaya tidak memberikan obat sirup,” tegasnya.

Advertisement

Lebih lanjut kata dia, obat sirup yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di luar batas wajar menjadi faktor penyebab gagal ginjal akut.

Sehingga ditegaskannya masyarakat kini lebih dianjurkan menggunakan obat tablet dan puyer untuk anak ketika mengalami demam.

“Kami menghimbau bilamana menemukan gejala gagal ginjal untuk segera mengakses fasilitas kesehatan dan obat pun akan diberikan sesuai resep dan jangan dulu membeli obat sendiri,” tegasnya.

Kemudian selain iti, masyarakat juga diminta untuk tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya mengantisipasi timbulnya penyakit. ***

Advertisement