Connect with us

Kuliner

Bekaceman Ikan Cirebon, Hanya Wanita Menopouse yang Boleh Memasaknya

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Setiap menjelang datangnya momen peringatan Maulid Nabi, Keraton Kasepuhan Cirebon selalu mengadakan tradisi membuat bekaceman ikan.

Menurut Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat, pembuatan bekaseman ikan sudah di lakukan turun termuun.

Cara membuatnya, ikan di bersihkan dan di potong kecil-kecil terlebih dahulu oleh sejumlah wanita dari keluarga keraton.

Ikan-ikan lalu di keringkan dengan memakan waktu seminggu.

Lalu ikan yang kekuningan itu di cuci dan di keringkan di atas tampah yang di alasi batang padi agar cepat kering.

Advertisement

Ikan lalu di awetkan dalam gentong dan di taburi rempah-rempah seperi garam, gula merah yang di haluskan sebagai bumbunya dan nasi putih,

Proses pengolahannya di lakukan di Dapur Mulud yang sesuai namanya hanya di gunakan saat Bulan Maulud.

“Kemudian ikan di tutup rapat dengan abu gosok,” kata Sultan yang menutup usia pada 22 Juli 2020 lalu itu.

Ikan lalu di awetkan selama kurang lebih satu bulan dan mulut gentong di tutup menggunakan kertas tebal.

Gentong yang di gunakan merupakan gentong kuno peninggalan Putri Ong Tien Nio dari China, istri Sunan Gunungjati.

Advertisement

Jika sudah tiba waktunya, gentong yang berisi olahan ikan itu di buka.

Bekaseman ikan di hidangkan bersama nasi jimat yang di letakkan dalam piring pusaka yang telah di cuci saat Siraman Panjang.

Hidangan di sajikan pada puncak peringatan Muludan 12 Mulud (Panjang Jimat).

Bekaseman ikan memiliki nilai filosofi akan gambaran kehidupan masyarakat Cirebon yang kaya akan potensi laut.

Kal itu, bekaseman ikan merupakan salah satu makanan Wali Songo yang konon tak memakan banyak daging.

Advertisement

Uniknya, keseluruhan proses pembuatan bekaseman ikan hanya boleh di lakukan para perempuan yang sudah menopause.

Tak heran, mereka yang terlibat merupakan kaum ibu setengah baya hingga berusia tua. ***

Continue Reading

Yang Lagi Trend