Umum
Harmonisasi Keberagaman dalam Bingkai Islam
CIAYUMAJAKUNING.ID – Tak terasa gempita pemilu sudah mulai terasa di seluruh penjuru Indonesia. Kurang dari 1 tahun penyelenggaraan pemilu secara serentak dilakukan, yakni pemilihan anggota legislatif DPR, DPD, DPRD, serta Presiden dan Wakil Presiden.
Beragam upaya harus dilakukan demi terwujudnya pemilu yang aman dan damai. Maka, diharapkan seluruh elemen masyarakat diminta untuk turut serta mengawal pesta demokrasi tersebut. Apalagi ajang pemilu memang membutuhkan perhatian dari semua pihak.
Tak heran beberapa daerah pun ikut menyemarakan, seperti beberapa bulan yang lalu di Kota Cirebon, diadakannya Kirab Merah Putih. Tujuannya untuk menumbuhkan pentingnya cinta tanah air agar rakyat tidak terpecah jelang Pemilu 2024. Tak tanggung-tanggung sepanjang 500 meter bendera merah putih dikibarkan, dan 1.000 orang pejalan kaki ikut memeriahkannya.
Selain itu, daerah lain ikut memeriahkan seperti Kabupaten Indramayu, misalnya, menampilkan seni berokan saat pawai, sedangkan Kabupaten Subang menyajikan kesenian sisingaan. Nampak sekali keharmonisan diantara beragamnya suku dan budaya setempat.
Menurut Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengingatkan kepada masyarakat agar tetap mengedepankan persatuan meskipun berbeda pilihan politik saat pemilu nanti, sehingga tidak terjadi perpecahan antar individu.
Itulah keberagaman toleransi yang tercipta di negeri ini. Apalagi menjelang pemilu 2024, semuanya akan terkordinasi untuk saling menjaga keharmonisan, dilarang berbeda dari peraturan yang telah ditetapkan, karena bisa dianggap terorisme. Namun, akankah keharmonisan itu akan benar terjadi di era perpolitikan yang semakin bergemuruh? Lantas, bagaimana jika ada individu yang tidak sependapat?
Kesatuan yang Semu
Kesatuan yang terukir dari sebuah kepentingan tidaklah bertahan lama. Meskipun Indonesia menganut asas kebersamaan yang tinggi, menjaga kebudayaan dan keharmonisasian diantara masyarakat, tetapi betapa mudahnya diserang ide moderasi beragama.
Konsep yang diajarkan dalam moderasi beragama memang penting, untuk mengurai tingginya konflik yang disebabkan ajaran-ajaran kebencian dan kepentingan kelompok. Sehingga, penting bagi pemerintah untuk memperkuat kebangsaan dan merawat kebinekaan yang menjadi anugerah terbesar bangsa Indonesia. Dengan berbagai cara agar rakyat tidak terpecah-belah, apalagi akan menghadapi pemilu tahun depan.
Adanya moderasi beragama akan terciptalah harmonisasi di tengah masyarakat. Terhindar dari perpecahan dan saling menuduh antar kelompok. Ditambah bermakna pula adanya toleransi beragama dan tidak melakukan truth claim atas agamanya sendiri. Inilah yang terus diaruskan, agar masyarakat tidak berkelompok, tetapi saling menghargai dalam perbedaan.
Namun, benarkah demikian? Faktanya, banyak masyarakat yang takut untuk mengkaji Islam. Apalagi kajiannya yang bertolak belakang dengan program pemerintah, berakibat akan dijauhkan umat. Artinya, Islam menjadi sasaran program deradikalisasi.
Disinilah letak kesemuan kesatuan yang menghasilkan harmonisasi. Umat menjadi saling menuduh, tidak toleransi, karena kacaunya cara berfikir. Cara berfikir tersebut terus dipertahankan, agar umat semakin jauh dari Islam hakiki. Keberhasilan itulah yang diinginkan orang-orang sekuler, berbasas kapitalisme, dan menerapkan kebebasan beragama.
Harmonisasi dalam Islam
Berawal dari konsep moderasi beragama yang sejatinya upaya Barat untuk mengerdilkan Islam, berakibat mencegah kembali bangkitnya Islam ideologi atau Islam politik yang sebenarnya. Terlihat dari bagaimana pemerintah mengarahkan rakyat untuk tetap memilih demokrasi sebagai satu-satunya pilihan terbaik, walaupun kerusakannya sudah nampak jelas.
Alasan “menjaga keharmonisan” dengan tetap pada cinta tanah air, itu hanya bagian dari kepentingan partai, sehingga menjadi sekadar alasan kamuflase dari moderasi beragama. Karena di era menjelang pemilu, ketika ada umat yang tidak memilih, maka akan membahayakan keberlangsungan demokrasi.
Berbeda dengan aturan Islam, pengaturannya akan disesuaikan dengan kebutuhan manusia, karena berasal dari Allah Swt. Islam mengajarkan umatnya untuk mencintai negara karena Allah memerintahkan untuk menjaganya dengan hukum-hukumnya. Islam pun jelas melarang umatnya untuk berhukum kepada selain hukum Allah.
Maka, harmonisasi akan terbentuk dengan sempurna, sebab berasal dari akidah Islam. Ikatannya pun sesuai dengan akidah Islam, tidak akan terpikirkan untuk saling menuduh antar sesama. Apalagi ketika ada pemilihan pemimpin pun, tidak memerlukan waktu yang lama. Karena asasnya bukan kepentingan, tetapi persatuan umat dan penerapan hukum-hukum Allah Swt.
Wallahu’alam bishshawab.
*Oleh Citra Salsabila
(Pegiat Literasi)
- Teknologi2 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- legal2 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Umum1 minggu ago
Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Cirebon Hadirkan Solusi bagi Masyarakat
- Lifestyle1 minggu ago
Program Pembangunan Pemkab Cirebon Diminta Sesuai Kebutuhan Penyandang Disabilitas
- Umum1 minggu ago
Viral di Medsos, Oknum Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Diduga Lakukan Pelecehan Seksual
- Budaya1 minggu ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
- Ekbis2 minggu ago
Serikat Buruh Cirebon Timur Temui Pj Bupati Bahas Regulasi Upah Minimum
- Ekbis1 minggu ago
Kuningan Diganjar Penghargaan Pinunjul Award 2024 dari BI Jabar