Connect with us

    Lifestyle

    Upaya Kemenko PMK RI Tekan Tingginya Angka Perkawinan Anak di Kabupaten Cirebon

    Published

    on

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Berkolaborasi dengan Pemkab Cirebon, Kemenko PMK RI menggelar acara Penanganan Pencegahan Perkawinan Anak di Hotel Aston Cirebon, Kecamatan Kedawung yang di hadiri oleh Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih.

    Menurut Ayu, sapaan akrab Wabup, perkawinan anak di Kabupaten Cirebon masih cukup tinggi dan masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Cirebon.

    “Perkawinan anak akan menimbulkan dampak yang begitu besar, yakni kesehatan, kemiskinan dan stunting,” katanya, Selasa (05/09).

    Untuk itu, lanjut Ayu, harus di lakukan berbagai upaya supaya prosentase perkawinan anak bisa di tekan.

    Setidaknya ada dua kecamatan di Kabupaten Cirebon yang angka kasus perkawinan anak masih cukup tinggi, yakni Kecamatan Greged dan Mundu.

    Advertisement

    “Penyebab kasus perkawinan anak masih tinggi di antaranya SDM, pergaulan bebas dan ketidaktahuan orang tua mengenai bahaya menikah di usia dini,” jelas Ayu.

    Ia yakin angka pernikahan anak di Kabupaten Cirebon cukup tinggi karena banyak pernikahan yang tidak tercatat.

    “Ada 483 pernikahan dispensasi tetapi saya yakin masih banyak pernikahan anak yang tidak tercatat,” sebut Ayu.

    Hal tersebut senada dengan Deputi Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK RI Woro Sri Hastuti Sulistyaningrum.

    Ia mengatakan terpilihnya Kabupaten Cirebon karena angka kemiskinan, stunting serta pernikahan anak masih cukup tinggi.

    Advertisement

    Meski setiap tahun angka tersebut, lanjut Sri, mengalami penurunan.

    “Kalau kita lihat prosentase memang tidak terlalu tinggi, bahkan kalau kita lihat untuk pernikahan anak di Jawa Barat sedikit dari rata-rata nasional,” terangnya.

    Tetapi kalau kita masuk ke Cirebon, sambung Sri, jumlahnya cukup besar.

    Ia pun mengungkapkan, pencegahan pernikahan anak merupakan tugas semua pihak.

    Untuk itu, Kemenko PMK RI akan menggandeng akademisi dan swasta untuk ikut andil dalam penangganan pernikahan anak.

    Advertisement

    Sri pun meminta kepada pihak CSR untuk di arahkan kepada pencegahan pernikahan anak, seperti memberikan edukasi.

    “Karena semakin masif bergerak dan memperlihatkan, harapannya masyarakat terbuka supaya tidak memaksa anaknya untuk menikah muda,” pungkasnya. ***

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend