Connect with us

    Umum

    Mitigasi Ketika Terjadinya Bencana Alam Erupsi Gunung Berapi

    Published

    on

    Mitigasi Bencana

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Seperti yang kita ketahui ada banyak gunung berapi aktif di Indonesia, dan banyak pula penduduk yang ada disekitar gunung tersebut. Pastinya jika kita tinngal diarea seperti itu, maka harus tau akan besarnya resiko ketika gunung berapi erupsi.

    Salah satunya dengan mempersiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampaknya. Sebelumnya apa itu mitigasi bencana gunung meletus? Mitigasi bencana gunung meletus adalah upaya untuk mengurangi dampak atau risiko yang disebabkan oleh erupsi gunung berapi atau gunung api meletus dikenal sebagai mitigasi bencana gunung meletus.

    Bencana gunung meletus adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang disebut “erupsi”, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Awan panas, lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami, dan banjir lahar adalah beberapa bahaya letusan gunung api.

    Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2007 dan PP No. 21 Tahun 2008, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
    maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi risiko dan efek bencana terhadap masyarakat di daerah rawan bencana.

    Adapun beberapa diantaranya untuk mengurangi dampak:

    Advertisement

    1. Pemetaan Risiko: Identifikasi daerah rawan letusan gunung dan tingkat risikonya. Hal ini memungkinkan untuk mengambil tindakan pencegahan yang lebih efektif.

    2. Perencanaan Evakuasi: Buat rencana evakuasi yang terorganisir dan efisien untuk menggerakkan penduduk dari daerah yang terancam ke tempat yang lebih aman.

    3. Pemantauan Aktivitas Gunung: Gunakan teknologi pemantauan seperti sensor, penginderaan jauh, dan sistem pemantauan langsung untuk mengawasi aktivitas gunung secara terus-menerus.

    4. Sistem Peringatan Dini: Bangun sistem peringatan dini yang efisien untuk memberi peringatan kepada masyarakat dan mengarahkan evakuasi jika diperlukan.

    5. Pengembangan Infrastruktur: Bangun infrastruktur yang tahan terhadap dampak letusan, seperti bangunan yang dirancang untuk menahan debu vulkanik dan sistem drainase yang baik.

    Advertisement

    6. Pelatihan Penanggulangan Darurat: Latih tim penanggulangan bencana, relawan, dan personel terkait dalam menangani situasi darurat dan memberikan bantuan kepada korban.

    7. Rencana Pemulihan: Siapkan rencana pemulihanpasca-bencana untuk memulihkan infrastruktur, layanan publik, dan membantu masyarakat yang terdampak gunung
    meletus.

    Kemudian ada tindakan untuk mengurangi bencana alam letusan gunung berapi. Pemerintah dan masyarakat harus melakukan hal-hal untuk memantau dan mengamati aktivitas gunung berapi sebelum meletus. Mereka juga harus membuat dan menyebarkan peta kawasan rawan bencana letusan gunung api, zona risiko bahaya gunung api, dan peta pendukung lainnya, seperti peta geologi gunung api itu adalah tindakan untuk pemerintah.

    Sedangkan tindakan yang harus dilakukan oleh masyarakat mengidentifikasi wilayah yang dapat digunakan sebagai tempat mengungsi, memantau dan mendengarkan informasi tentang kondisi gunung api, mengikuti arahan dan penyuluhan dari pihak berwenang, memiliki pasokan kebutuhan dasar seperti obat-obatan dan makanan yang memadai, membawa barang berharga, terutama dokumen dan surat penting, dan mengikuti arahan evakuasi yang diberikan oleh pihak berwenang.

    Saat terjadi letusan gunung berapi pemerintah harus bertindak cepat dengan membentuk tim yang dapat bergerak cepat, meningkatkan pemantauan dan pengamatan yang didukung dengan lebih banyak peralatan, meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan sesuai dengan alur kerja dan dengan frekuensi yang sesuai dan rekomendasi harus diserahkan kepada pemerintah setempat sesuai prosedur.

    Advertisement

    Kemudian masyarakat yang terkena bencana dari erupsi gunung meletus pastikan tidak kembali ke rumah jika ada evakuasi sampai keadaan sudah dipastikan aman, hindari area yang rawan bencana, seperti lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar lalu segera selamatkan diri dan cari tempat perlindungan terdekat, lindungi diri anda dari awan panas dan debu, menutup hidung dan mulut dengan masker kain dan kacamata pelindung.

    Setelah terjadi letusan masyarakat dihimbau agar mengikuti informasi tentang status
    perkembangan gunung api, periksalah properti, termasuk rumah, jika sudah dianggap aman dan dapat kembali, cepat menghubungi dan memeriksa kerabat dan saudara, bersama-sama dengan pemerintah dan warga, membersihkan dan memperbaiki sarana yang masih dapat digunakan, jauhi area yang terpapar abu, membantu tim medis memberikan bantuan kepada korban.

    Gunung Marapi di Sumatra Barat adalah salah satu contoh erupsi gunung berapi. Gunung itu meletus saat banyak pendakian yang baru dilakukan beberapa hari sebelumnya, menyebabkan sekitar 24 orang meninggal dunia dan sisanya luka berat dan selamat. diambil dari “PENGAKUAN SURVIVOR ERUPSI MARAPI”, salah satu podcast Prasodjo Muhammad.

    Sumbernya bernama Bebe adalah siswa Mapala Universitas Riau. Menurut Bebe, tim evakuasi membutuhkan waktu yang lama untuk mengevakuasi para korban karena Marapi meletus pada pukul 14.54 wib dan timsar baru naik ke atas gunung sekitar pukul 6 atau 7 malam.

    Banyak korban sudah tidak bisa bertahan lagi. Selain itu, Bebe menyatakan bahwa ketika simaksi atau daftar petugas pos basecamp tidak memberi tahu bahwa gunung ini statusnya level 2 dan terakhir erupsi tahun 2011.

    Advertisement

    Menurut pendapat saya, ketika ingin mendaki sebuah gunung, saya pikir kita harus tahu levelnya terlebih dahulu karena kita tidak tahu bahaya akan datang kapan saja. Kemudian, jika anda tinggal di kaki gunung berapi, anda harus mempersiapkan apa pun yang dapat membantu jika gunung berapi meletus.

    Penulis : Naila Nur Oktavia Azzahra

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend