Connect with us

Umum

UGJ Cirebon Gelar Wisuda Ke-71, Rektor : Berikan Sumbangsih Keilmuan Buat Masyarakat

Published

on

Wisuda UGJ Cirebon

CIAYUMAJAKUNING.ID – Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon kembali menggelar wisuda ke-71 periode April 2024 di Auditorium Kampus I UGJ, Jalan Pemuda, Kota Cirebon, Sabtu (27/4/2024).

Ribuan mahasiswa resmi mendapatkan gelar baik sarjana maupun magister dari berbagai macam fakultas dan jurusan usai disematkan dalam kegiatan wisuda kali ini.

Rektor UGJ Cirebon Prof. Dr. H. Achmad Faqih, S.P., M.M mengungkapkan wisuda periode April 2024 merupakan pelaksanaan wisuda yang ke 71.

“Pada kegiatan wisuda periode ini, UGJ melantik sarjana, profesi dokter, dan magister dengan rerata masa studi cukup cepat yakni kurang dari 4 tahun 3 bulan untuk program sarjana, dan 3 tahun untuk magister,” ujarnya.

Karenanya Achmad Faqih berpesan, dengan gelar baru yang diraih para wisudawan, maka ada tanggungjawab yang harus diemban. Yakni, memberikan sumbangsih keilmuan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia.

Advertisement

“Kalian adalah generasi unggul, yaitu generasi kreatif, inovatif, dan terampil dalam kerja teknis serta kepemimpinan. Generasi yang lahir di tengah perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat, sehingga memiliki peluang besar untuk sukses di era digital,” ujarnya.

Seiring dengan perjalanan penyelesaian studi, lanjut dia, saat ini bangsa Indonesia menghadapi tantangan era digital dan society 5.0 secara bersamaan. Integrasi keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan pemikiran kritis yang dikemas dalam kurikulum tuntutan pasar kerja terus berubah.

“Dalam menghadapi hal tersebut, alumni UGJ Cirebon harus dapat membentuk karakter, moral, dan etika yang dapat menjadi landasan tak tergantikan. Selain itu, juga harus siap untuk terus belajar di tengah perubahan teknologi yang cepat atau biasa kita sebut sebagai pembelajaran seumur hidup,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ), Prof.Dr.H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si., dalam pidatonya menyampaikan makalah ilmiah tentang Implementasi Law of Attraction untuk membangun kepribadian yang optimis langkah menuju sukses.

“Law of Attraction adalah pandangan filosofis yang menyatakan bahwa pikiran dan perasaan positif akan menarik kehidupan yang positif pula,” tuturnya.

Advertisement

Dijelaskan, Law of Attraction untuk membangun kepribadian optimis serta hubungannya dengan keberhasilan atau kesuksesan.

“Ketika pikiran dan perasaan kita sejalan dengan apa yang ingin kita capai, maka energi positif akan dikeluarkan dan kita akan menarik hal-hal positif ke dalam hidup kita,” ucapnya.

Dijelaskan, pikiran manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan realitas yang dialami. Artinya, manusia dapat menarik hal-hal yang diinginkan ke dalam kehidupan dengan memanfaatkan pikiran yang positif.

Pesan PJ Wali Kota Cirebon

Berdasarkan data dari BPS terkait keadaan Ketenagakerjaan di Kota Cirebon pada Agustus 2023, persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) didominasi oleh pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 24,31 persen. Dilanjut oleh SMA 23,01 persen, SMK, 20,86 persen, Universitas 14,20 persen, SMP 12,96 persen, serta Diploma I/II/II sebesar 4,06 persen.

Advertisement

Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi saat menghadiri Sidang Senat Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) ke-71 periode April 2024.

Menurut Agus, masih tingginya angka tingkat pengangguran terdidik, fokus pembangunan bidang Ketenagakerjaan yang harus kita lakukan saat ini dan ke depan, kita tidak hanya terbatas pada sisi hilir melalui upaya perluasan kesempatan kerja. Melainkan juga di sisi hulu agar lembaga-lembaga pendidikan dapat melahirkan lulusan yang berkualifikasi paripurna.

“Lulusan yang berkualifikasi paripurna itu adalah lulusan yang tidak hanya berwawasan luas, terampil, dan siap kerja. Melainkan juga memiliki kecakapan kewirausahaan untuk membuka lapangan usaha baru secara mandiri,” ujar Agus.

Seperti data dari BPS, kata Agus, perguruan tinggi atau universitas penyumbang tingkat pengangguran terbuka itu sebesar 14 persen. Untuk itu, Agus berharap, lulusan dar UGJ ini tidak menambah jumlah pengangguran terbuka, tetapi bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Untuk itu, agar perguruan tinggi tidak menyumbang pengangguran terbuka, menurut Agus, antara kurikulum pendidikan dengan kualifikasi atau pasar kerja yang dibutuhkan itu ada gap, sehingga lulusan perguruan tinggi itu tidak bisa langsung bekerja. Mereka harus melalui proses pelatihan.

Advertisement

“Padahal yang dibutuhkan oleh dunia kerja adalah orang yang siap bekerja, dan ini bisa difasilitasi secara brijing dengan kegiatan pelatihan vokasi. Beberapa perguruan tinggi, terutama negri sudah ada diploma khusus vokasi, yang menjembatani kurikulum perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar kerja,” katanya.

“Itulah sebetulnya bagian dari kunci kesuksesan perguruan tinggi, dimana penyerapan lulusannya bisa diterima langsung di dunia kerja sesuai dengan kompetensi dunia kerja. Jadi ada gap antara kurikulum dengan pasar kerja, dan gap ini diisi oleh vokasi,” sambungnya.

Jika vokasi tersebut dilaksanakan oleh perguruan tinggi, Agus yakin, bisa memperkecil gap yang ada, serta bisa menghasilkan lulusan yang kerja. Karena jumlah 14 persen, bukanlah jumlah yang sedikit.

Continue Reading

Yang Lagi Trend