Connect with us

Umum

Pemkab Cirebon Matangkan Rekayasa Lalu Lintas Kawasan Trusmi

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Pemerintah Kabupaten Cirebon mematangkan rencana rekayasa lalu lintas di kawasan wisata Trusmi sebagai bagian dari upaya penataan arus kendaraan dan aktivitas masyarakat yang kian padat di wilayah tersebut.

Wakil Bupati Cirebon Agus Kurniawan Budiman mengatakan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari sidak yang dilakukan pemerintah daerah untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar di kawasan Trusmi.

“Rekayasa lalu lintas ini adalah strategi untuk menjawab tantangan kemacetan dan kepadatan yang terjadi, khususnya di kawasan wisata, perdagangan, dan jalan sekolah,” kata pria yang akrab disapa Jigus ini dalam Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Cirebon 2025 di Sutan Raja Hotel, Selasa (8/7/2025).

Pemkab Cirebon, kata Jigus, telah mulai menerapkan uji coba rekayasa lalu lintas di beberapa titik, termasuk Trusmi, yang mencakup sistem satu arah, pengaturan jam operasional kendaraan berat, serta penempatan petugas di jam sibuk.

Sebagai solusi jangka pendek, pemerintah bersama para pedagang telah menyepakati penataan lokasi usaha. PKL kuliner sore hingga malam akan ditempatkan di Jalan KH Abbas, sementara pedagang buah dan sayur dipindahkan ke Pasar Pasalaran yang memiliki 100 kios kosong dan bisa digunakan secara gratis.

Advertisement

“Kami ingin memastikan langkah ini berpihak pada kenyamanan, keselamatan, dan efisiensi mobilitas warga, tanpa merugikan pihak mana pun,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon Hilman Firmansyah menyampaikan bahwa skema rekayasa ini masih dalam tahap uji coba selama dua hingga tiga bulan sebelum ditetapkan sebagai regulasi tetap.

Menurut Hilman, manajemen lalu lintas merupakan cara paling efisien dalam penataan kawasan tanpa membutuhkan biaya besar seperti penataan fisik infrastruktur.

“Semua akan kami evaluasi, termasuk dampaknya terhadap pedagang dan pengguna jalan. Ini bukan relokasi, tapi penggeseran lokasi agar tetap tertib dan berfungsi,” katanya.

Dishub juga merancang skema transportasi wisata dengan membangun kantong parkir di kawasan Weru, memanfaatkan tanah tidak terpakai milik dinas yang saat ini dikuasai bangunan liar.

Advertisement

“Bus wisata nanti cukup parkir di sana, lalu wisatawan diantar ke pusat batik dengan andong atau kendaraan lokal yang disediakan pengusaha batik melalui CSR,” ujarnya.

Langkah ini sejalan dengan rencana menjadikan Trusmi sebagai Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL) yang bebas dari pedagang di trotoar dan bahu jalan.

Hilman memastikan pelaksanaan uji coba melibatkan unsur Satpol PP, TNI, dan Polri untuk menjaga ketertiban. Forum lalu lintas akan terus melakukan evaluasi setiap bulan.

“Kami ingin kawasan wisata Trusmi menjadi lebih rapi, aman, dan nyaman bagi semua pihak,” kata Hilman.

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend