Connect with us

Ekbis

Lintasarta Luluskan Talenta AI Siap Kerja Lewat Program Laskar AI

Published

on

Jakarta, 14 Agustus 2025 — Lintasarta, sebagai AI Factory dibawah naungan Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH), hari ini resmi mengumumkan kelulusan lebih dari 400 AI Engineer dari program beasiswa Laskar AI. Lulusan ini siap diserap sebagai tenaga kerja di Lintasarta, mitra strategis, dan mitra bisnis lintas sektor. Laskar AI membuka peluang bagi lulusannya untuk berkarier di industri lain yang membutuhkan talenta AI- selaras dengan komitmen Lintasarta menghadirkan SDM unggul siap AI untuk mendorong transformasi digital nasional.

Laskar AI merupakan
bagian dari gerakan AI Merdeka yang diluncurkan Lintasarta bersama Dicoding dan
mitra global NVIDIA. Program ini dirancang untuk mencetak talenta digital
unggul di bidang kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) dari
berbagai penjuru Indonesia.

Langkah Strategis untuk Daya Saing Bangsa

Menurut Laporan UNESCO AI Readiness Assessment  Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan
merupakan salah satu dari lima klaster strategis utama untuk mempersiapkan
Indonesia dalam menghadapi perkembangan teknologi AI. Laskar AI tidak hanya
membekali keterampilan teknis, tetapi juga membuka jalur karier nyata, mengubah
peserta dari pembelajar menjadi pelaku industri.

Bayu Hanantasena, President Director &
CEO Lintasarta,

mengungkapkan, “Lintasarta percaya bahwa penguasaan teknologi AI akan
menjadi faktor penting meningkatkan daya saing bangsa di ranah global. Melalui
Laskar AI, kami tidak hanya membuka akses pendidikan berkualitas, tetapi juga
menjembatani talenta terbaik Indonesia menuju peluang kerja nyata di sektor
digital.”

Advertisement

Perjalanan dan
Capaian Program

Sejak dibuka pada
November 2024, Laskar AI telah menarik lebih dari 13 ribu pendaftar dari
seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 657 peserta lolos seleksi dan
mengikuti pelatihan intensif sejak Februari 2025, terdiri dari 547 mahasiswa
aktif dan fresh graduate dari 197 kampus, serta 110 profesional dan dosen dari
70 institusi di seluruh Indonesia.

Berlangsung selama
hampir satu semester untuk mahasiswa-setara 958 jam pembelajaran-dan 626 jam
pelatihan untuk profesional dan dosen, Laskar AI mengusung kurikulum berbasis industri
dengan metode project-based learning.
Peserta dibekali keterampilan AI,
pemrograman, pengolahan data, machine
learning
, dan kurikulum berbasis industri. Laskar AI tidak hanya memberikan
keterampilan teknis, tetapi juga pengalaman nyata yang mempersiapkan peserta
untuk langsung terjun ke dunia kerja.

Sebagai puncak pembelajaran, peserta
mahasiswa berkewajiban menyelesaikan Capstone Project berdurasi 250 jam
yang menghasilkan lebih dari 100 portofolio proyek AI, dengan 13 proyek di
antaranya diakui sebagai pengganti skripsi oleh perguruan tinggi asal
peserta—sebuah pengakuan atas kualitas dan relevansi nyata dari materi yang
dipelajari.

Komitmen
terhadap SDG: Inklusif, Setara dan berkelanjutan

Advertisement

Lintasarta berkomitmen membangun ekosistem
talenta digital yang setara dan berkelanjutan, sejalan dengan tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Program Laskar
AI memberikan kontribusi nyata pada:

·       
SDG 1 –
Tanpa Kemiskinan (No Poverty): Membuka peluang keterampilan dan
pekerjaan untuk meningkatkan taraf hidup peserta.

·       
SDG 4 –
Pendidikan Berkualitas (Quality Education): Menyediakan pelatihan
teknologi yang merata dan mudah diakses di seluruh Indonesia.

·       
SDG 5 –
Kesetaraan Gender (Gender Equality): Dengan 28% lulusan perempuan di
bidang teknologi, program ini menunjukkan capaian keterwakilan yang jauh
melampaui rata-rata nasional partisipasi perempuan di seluruh bidang STEM, yang
hanya sebesar 12%[1],
sebuah loncatan yang menegaskan peran perempuan kian kuat di ekosistem teknologi.

·       
SDG 8 –
Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work & economic growth):
Membuka peluang kerja di industri teknologi bagi para lulusan.

Advertisement

·       
SDG 9 –
Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (Industry, innovation and
infrastructure
): Menghasilkan lebih dari 100 karya digital yang memberikan
solusi nyata bagi masyarakat.

·      
SDG 10 – Mengurangi Kesenjangan (Reduced Inequalities): Menjangkau peserta dari kota kecil dan
menengah serta membuka kesempatan setara bagi penyandang disabilitas.

·       
SDG 17 – Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals): Mewujudkan kolaborasi lintas sektor dengan
NVIDIA, Dicoding, perguruan tinggi, pemerintahan, dan mitra industri
lainnya.

Dampak Nyata untuk
Ekonomi Digital

Narenda Wicaksono,
Founder dan CEO Dicoding
, menambahkan, “Bersama Lintasarta, kami
merancang kurikulum yang relevan dengan perkembangan industri dan didukung
infrastruktur mutakhir, seperti GPU Merdeka. Kolaborasi ini tidak hanya
membekali peserta dengan keterampilan teknis, tetapi juga mempersiapkan mereka
menjadi talenta siap pakai yang mampu mendorong inovasi di berbagai sektor.”

Advertisement

Dengan kelulusan
412 AI Engineer siap kerja, Laskar AI
menegaskan bahwa kolaborasi erat antara industri, akademisi dan pemerintah mampu
melahirkan SDM digital berdaya saing global. Kedepan, Lintasarta akan terus
memperkuat komitmen ini melalui gerakan AI Merdeka yang meliputi Laskar AI,
Semesta AI dan AI use case- mendorong lahirnya solusi AI lokal dan menjadikan
Indonesia sebagai pemain utama di era kecerdasan artifisial.

“Kami percaya
bahwa perluasan akses terhadap pendidikan AI tidak hanya penting untuk memenuhi
kebutuhan industri, tetapi juga untuk membekali masyarakat luas dengan literasi
terkait AI. Dengan adanya Laskar AI, semakin banyak masyarakat Indonesia yang
dapat memahami, memanfaatkan, hingga mengembangkan AI secara positif dan
mandiri
—sebuah langkah krusial menuju ekosistem AI yang inklusif dan
inovatif,” tutup Bayu.

Berbagai berita
terbaru dan informasi produk unggulan Lintasarta dapat dengan mudah diakses
pada akun media sosial Instagram @lintasarta.official dan LinkedIn Lintasarta,
serta situs resmi www.lintasarta.net.

–Selesai–

[1]
Indonesia:
artificial intelligence readiness assessment report – UNESCO Digital Library

Advertisement

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Continue Reading

Yang Lagi Trend