Ekbis
15 Ribu Pohon Ditanam di Jabungan, Warga Masih Menanti Manfaat Ekonomi
Semarang, 21 Agustus 2025 – Sejak 2022, Desa Jabungan di pinggiran Kota Semarang menjadi salah satu lokasi penghijauan yang digagas bersama LindungiHutan. Di lahan Perhutani seluas sekitar 32 hektare, lebih dari 15 ribu pohon ditanam. Mayoritas tanaman yang ditanam adalah alpukat dengan harapan menghijaukan kembali kawasan berbukit sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Namun perjalanan tidak mudah. Ahmad Rozin (45), anggota kelompok tani setempat, mengenang momen awal penanaman pada Juli 2022. “Sayangnya, waktu itu musim kemarau panjang. Banyak yang mati,” ujarnya. Hanya sebagian tanaman bertahan berkat inisiatif warga mengalirkan air dengan pipa sederhana dari sumber terdekat.
Meski tingkat keberhasilan belum maksimal, diperkirakan sekitar 85% pohon mampu bertahan hingga kini, sejumlah perubahan positif sudah terasa. Udara di sekitar Jabungan lebih sejuk, tanah yang dulu sulit ditanami perlahan subur, bahkan muncul sumber air baru akibat resapan.
“Dulu nanam singkong nggak bisa tumbuh. Sekarang sudah banyak perubahan,” kata Rozin.
Catatan kelompok tani menyebutkan bahwa keterlibatan warga cukup luas, dengan sekitar 30 orang aktif di Kelurahan Jabungan dan lebih dari 80 orang di tingkat Kabupaten. Mereka bergantian melakukan penyiraman dan perawatan tanaman, meski belum sepenuhnya berjalan konsisten.
Kondisi geografis menjadi kendala utama. Kontur tanah yang labil dan cuaca tidak menentu membuat perawatan ekstra diperlukan. Pada 2023, misalnya, sebuah penanaman besar-besaran seribu pohon yang melibatkan media nasional hanya menyisakan sekitar 30% pohon hidup karena dilakukan menjelang kemarau. Selain itu, perawatan alpukat dinilai lebih rumit dibanding tanaman keras lain.
“Sekarang baru kelihatan hijau saja. Untuk ekonomi belum. Teman-teman juga kadang kurang minat, karena perawatan alpukat lebih sulit,” ujar Rozin.
Meski demikian, warga tetap menghargai kontribusi LindungiHutan yang menyediakan bibit dan membuka akses program konservasi. Mereka berharap dukungan bisa lebih luas, tidak berhenti di distribusi bibit.
“Harapannya jangan hanya bibit, tapi juga ada bimbingan, pupuk, dan pelatihan agar tanaman jangka panjang bisa dirawat dengan baik,” ungkap Rozin.
Operational Manager LindungiHutan, Aminul Ichsan, menyebut pihaknya mempertimbangkan edukasi mengenai agroforestri agar penghijauan bisa selaras dengan peningkatan ekonomi warga. “Kami melihat Jabungan punya potensi alpukat, tapi juga bisa dikombinasikan dengan tanaman sela, seperti jahe atau kopi,” katanya.
Jika seluruh pohon alpukat yang ditanam bisa tumbuh hingga produktif, potensi panen mencapai lebih dari 5 ton per tahun dengan nilai jual hingga ratusan juta, menurut estimasi kelompok tani. Namun, hasil itu baru bisa dipetik dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Bagi masyarakat Jabungan, program ini masih menyisakan perjalanan panjang. Walau hasil ekonomi belum dirasakan, mereka percaya jika semua pihak terus mendukung, penghijauan ini akan membawa manfaat besar. “Kalau LindungiHutan semakin sukses, tentu masyarakat juga ikut merasakan. Semoga ke depan sinerginya makin baik,” tutup Rozin.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES

- Teknologi3 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- Lirik Lagu3 tahun ago
Lirik Lagu Mabok Ngeslot Anik Arnika Bahasa Cirebon Dan Bahasa Indonesia
- legal3 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Teknologi3 tahun ago
Download TFT Unlock 2023 V3.1.1.1 Update ByPass FRP Tool dan Unlock iPhone dan iPad
- Kuliner6 tahun ago
Menyesap Kopi Lunaira Usung Konsep Bayar Seikhlasnya
- Budaya10 bulan ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
- Umum9 bulan ago
Istimewa, Bupati Terpilih Kuningan Dian Rachmat Yanuar Rayakan HUT ke-57
- Umum11 bulan ago
Agha Setia Putra Gantikan Hesekiel Sijabat Jadi Kepala ATR/BPN Kabupaten Cirebon