Ekbis
Central Insight: Digital Marketing & Influencer Dorong Pertumbuhan Klinik Kecantikan
Angka pertumbuhan industri klinik kecantikan yang naik sebesar 20% tiap tahunnya, dipengaruhi oleh konsumen yang mencari perawatan lebih canggih, juga platform digital dalam pembentukan loyalitas terhadap merek.
JAKARTA, Indonesia — 25 September 2025 — Central Insight, firma riset yang berfokus di Indonesia, merilis white paper terbaru berjudul “The Indonesian Beauty Clinic Market: Potential of Digital Marketing to Enhance the Growth and Development of Beauty Clinics.” Laporan ini menyajikan analisis dan data mengenai perubahan perilaku konsumen, ekspansi pasar regional, serta strategi pemasaran digital di tahun 2024 dan bagaimana tren ini memengaruhi 2025.
Dengan makin bertambahnya jumlah pengguna smartphone yang sudah menembus angka 191 juta (atau 73,3% jumlah populasi), tak heran jika masyarakat kita banyak yang mencari informasi kecantikan lewat media sosial. Banyaknya kolaborasi dengan influencer di berbagai platform juga mengubah wajah industri kecantikan Indonesia.
Hingga November 2024, jumlah klinik kecantikan di Indonesia telah mencapai 4.438 unit, dan diperkirakan akan menembus 5.000 klinik pada akhir tahun. Angka ini tumbuh 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Pulau Jawa masih menjadi pusat pertumbuhan terbesar, meskipun kota-kota besar lain seperti Medan, Makassar, dan Denpasar juga mencatat perkembangan yang signifikan.
“Lonjakan klinik kecantikan di Indonesia bukan sekadar tren, melainkan cerminan perubahan gaya hidup dan demografi yang lebih mendalam,” ujar Rahayu Widayanti, Director & Partner Central Insight. “Pemasaran digital dan strategi influencer kini menjadi elemen krusial dalam pertumbuhan dan pembentukan kepercayaan merek.”
Beberapa temuan utama dalam laporan ini termasuk:
1. Tingginya Permintaan Digital: Lebih dari 50% masyarakat Indonesia aktif di platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook, menjadikan medium-medium ini sebagai pendorong utama dari brand awareness juga interaksi konsumen dengan klinik kecantikan.
2. Preferensi Generasi: Generasi Z cenderung memilih perawatan untuk permasalahan jerawat, sementara Generasi X dan Y lebih menyukai facial demi mendapatkan kulit glowing. Perbedaan ini menegaskan perlunya strategi pemasaran yang lebih tersegmentasi.
3. Kisah Sukses: Klinik seperti Mikaderma dan ZAP berhasil meningkatkan visibilitas dan jumlah klien secara signifikan melalui kampanye TikTok dan Instagram (engagement meningkat hingga 61% dan datangnya ribuan klien baru tiap bulan).
4. Hierarki Influencer: Laporan ini mengklasifikasikan influencer dalam lima tingkat (dari nano hingga mega) dan merekomendasikan kombinasi strategis untuk memaksimalkan ROI dan ketepatan kampanye.
5. Peluang Ekspansi: Provinsi di luar Jawa seperti Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan muncul sebagai pasar dengan potensi pertumbuhan tinggi berkat daya beli urban yang meningkat.
Laporan ini menegaskan bahwa strategi berbasis digital akan menentukan pemenang dalam kompetisi industri kecantikan Indonesia. Pendekatan tersebut mencakup kredibilitas influencer lokal, iklan berbayar di media sosial, serta konten yang dipersonalisasi.
Unduh laporan selengkapnya di: https://centralinsight.com/indonesian-beauty-clinic-market-potential-digital-marketing-for-growth/.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES

- Teknologi3 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- Lirik Lagu3 tahun ago
Lirik Lagu Mabok Ngeslot Anik Arnika Bahasa Cirebon Dan Bahasa Indonesia
- legal3 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Teknologi2 tahun ago
Download TFT Unlock 2023 V3.1.1.1 Update ByPass FRP Tool dan Unlock iPhone dan iPad
- Kuliner6 tahun ago
Menyesap Kopi Lunaira Usung Konsep Bayar Seikhlasnya
- Budaya10 bulan ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
- Umum8 bulan ago
Istimewa, Bupati Terpilih Kuningan Dian Rachmat Yanuar Rayakan HUT ke-57
- Umum11 bulan ago
Agha Setia Putra Gantikan Hesekiel Sijabat Jadi Kepala ATR/BPN Kabupaten Cirebon