Umum
Cerita Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 di Cirebon
CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Petugas pemulasaran jenazah Covid-19 yang tugas kesehariannya banyak bersentuhan dengan pasien atau jenazah Covid-19. Membuat hal tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri karena berkemungkinan besar teepapar Covid-19.
Hal itu dirasakan oleh salah satu Perawat Rohani Islam (Warois) atau yang lebih dikenal dengan petugas pemulasaran jenazah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, H Misrad, SAg (56).
Misrad mengaku sebagai manusia biasa mengaku takut terpapar Covid-19, karena tugas pemulasaran yang ia lakukan, dari mulai memandikan, mengkafani, menyolati hingga mengubur jenazah Covid-19 dilakukan langsung oleh tim pemulasaran, termasuk dirinya.
“Saya juga harus berusaha dalam posisi aman, yaitu dengan memakai APD lengkap, tapi meskipun sudah pakai APD tetap aja saya sebagai manusia biasa merasa takut,” ujar Misrad, Kamis (26/11/2020).
Selain khawatir terpapar, kata dia, penolakan masyarakat terhadap jenazah Covid-19 yang menganggap pemulasaran tidak dilakukan sesuai syariat Islam, juga membuat dirinya prihatin dan sedih. Pasalnya, puluhan jenazah Covid-19 di RSUD Arjawinangun yang hendak dikubur selalu dilakukan pemulasaran sesuai syariat Islam.
“Ya, sering dapat penolakan. Kalau dalam kondisi seperti itu saya serahkan ke polisi. Sebelum aman saya enggak mau turun (mengubur jenazah, red). Kami enggak mau dikorbankan, kami juga harus dijamin keamanannya,” ucap Misrad.
Dirinya mengaku jumlah total tim pemulasaran dan penguburan jenazah Covid-19 di RSUD Arjawinangun ada 12 orang. Dari jumlah tersebut, 7 orang merupakan tim pemulasaran. Dimana, 2 diantaranya ialah perempuan dan 1 orang merupakan dokter forensik. Selain itu, 5 orang lainnya adalah petugas yang berjaga-jaga di mobil ambulan ketika jenazah akan diberangkatkan ke tempat pemakaman.
Misrad menjelaskan, pendidikan terakhir 6 orang tim pemulasaran jenazah di RSUD Arjawinangun semuanya Sarjana Agama atau SAg. Ia memastikan, tatacara pemulasarannyapun dilakukan sesuai syariat. Sehingga, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk meragukan proses tersebut.
“Saya pastikan pihak keluarga dari jenazah juga menyaksikan saat kita menjalankan tugas, jadi apa yang kita lakukan dalam proses pemulasaran sudah sesuai dengan syariat islam,” ujar Misrad.
Ditambahkan Misrad, di bulan November 2020 ini tugas tim pemulasaran memang cukup berat. Karena, jumlah pasien meninggal dan dinyatakan positif Covid-19 mengalami peningkatan tajam. Hampir setiap hari tim pemulasaran jenazah Covid-19 menjalankan tugasnya tanpa kenal lelah.
“Karena jumlah lumayan banyak teman-teman banyak yang ngedrop, tidak fit. saya sendiri sebenarnya sedang sakit pinggang, tapi kita tetap harus jalankan tugas itu,” tutur Misrad.
Misrad pun mengungkapkan sampai dengan saat ini sudah 35 jenazah Covid-19 yang ditangani tim pemulasaran Covid-19 RSUD Arjawinangun. Jumlah tersebut didominasi oleh jenazah yang tercatat sebagai warga Kabupaten Cirebon.
“Kalau dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, di bulan November ini hampir tiap hari, dan kebanyakan dari Kabupaten Cirebon,” ujar Misrad.
- Teknologi2 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- legal2 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Umum1 minggu ago
Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Cirebon Hadirkan Solusi bagi Masyarakat
- Umum1 minggu ago
Viral di Medsos, Oknum Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Diduga Lakukan Pelecehan Seksual
- Lifestyle1 minggu ago
Program Pembangunan Pemkab Cirebon Diminta Sesuai Kebutuhan Penyandang Disabilitas
- Budaya1 minggu ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
- Ekbis2 minggu ago
Serikat Buruh Cirebon Timur Temui Pj Bupati Bahas Regulasi Upah Minimum
- Ekbis1 minggu ago
Kuningan Diganjar Penghargaan Pinunjul Award 2024 dari BI Jabar