Pariwisata

Pj Bupati Kuningan Ekspedisi ke Gunung Tilu Karangkancana Guna Gali Potensi Wisata

Published

1 tahun ago

20 Februari 2024

CIAYUMAJAKUNING.ID – Pj Bupati Kuningan R Iip Hidajat melakukan ekspedisi ke kawasan Gunung Tilu di Desa Jabranti Kecamatan Karangkancana guna menegaskan kembali tapal batas wilayah antara Kuningan, Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng), Jumat (17/02).

Ia menjelaskan kegiatan guna mengetahui titik rupabumi antara Jabar dan Jateng sekaligus upaya meningkatkan PAD melalui cagar budaya serta pariwisata.

“Jabar ada Kabupaten Kuningan, dan Jateng ada Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes, titik kulminasinya ada di puncak gunung tilu,” tuturnya.

Iip menjelaskan kawasan puncak gunung tilu terdapat situs batu naga yang konon kabarnya 500 tahun sebelum masehi sudah ada.peradaban.

Rombongan memulai perjalanan dengan tujuan tiga titik yaitu situs Batu Kuta Tingkem, Situs Batu Naga Kuningan dan Puncak Gunung Tilu.

Gunung Tilu merupakan gunung tidak aktif yang secara administratif masuk wilayah Kecamatan Karangkancana dan Cibeureum, Kuningan.

Usai menuruni puncak Gunung Tilu, rombongan mengunjungi gugusan Goa Indrakila yang terletak di Desa Karangkancana.

Pj Bupati Iip kunjungi situs di Gunung Tilu. (Pemkab Kuningan)

Pj Bupati Iip beserta rombongan ke gugusan Goa Indrakila bertujuan guna melihat potensi wisata dan berkomitmen tidak akan mengganggu habitat,

“Tadi saya ke dalam ada banyak kelelawar, karena habitatnya memang disini,” tuturnya.

Gunung Tilu merupakan gugusan pegunungan yang mempunyai tiga puncak yaitu puncak Sukmana (1.154 m dpl), puncak Gunung Tilu (1.076 m dpl).

Serta puncak lainnya yang tidak diketahui namanya (1.112 m dpl).

Tilu dalam Bahasa Sunda memiliki arti tiga, karena setiap sudut kawasan tersebut memiliki tiga gundukan gunung.

Kawasan ini juga menjadi hulu bagi banyak sungai kecil yang membentuk dua sungai besar di Desa Jabranti dan Desa Cimara, yaitu sungai Citaal dan Cijangkelok.

Hutan-hutan di wilayah ini kebanyakan masih berupa hutan alam yang berstatus hutan lindung.

Sebagian areal hutan merupakan kawasan hutan produksi yang di tanami jati dan pinus, berdampingan bersisian dengan kebun atau persawahan. ***