Connect with us

Ekbis

Penghapusan Kuota Impor Bertentangan dengan Semangat Swasembada Pangan

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Beberapa waktu yang lalu Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan jika pihaknya berniat untuk menghapus kuota impor. Lalu, bagaimana dampaknya pada perekonomian jika terjadi penghapusan kuota impor?

Padahal penghapusan kuota impor bertentangan dengan semangat swasembada pangan yang selama ini menjadi program pemerintah.

Menurut ekonom asal Kota Cirebon Jeremy Huang Wijaya swasembada pangan bukan hanya sekedar soal ketersediaan.

“Melainkan soal kemampuan bangsa memenuhi kebutuhan dasar tanpa ketergantungan berlebihan pada negara lain” ungkapnya.

Jika kebijakan impor di buka tanpa kontrol, jelas Suhu Jeremy sapaan akrabnya, maka yang terjadi bukan penguatan ketahanan.

Advertisement

“Melainkan pembiaran terhadap runtuhnya ekosistem pertanian nasional,” tegasnya.

Penghapusan kuota impor khususnya untuk komoditas strategis seperti kedelai, gula dan beras bertentangan dengan semangat swasembada pangan.

Semangat swasembada pangan tersebut termaktub dalam visi-misi pemerintah dan berbagai pidato Presiden Prabowo.

Suhu Jeremy menambahkan penghapusan kuota impor juga tidak melindungi produksi dalam negeri dan dapat menaikkan dollar.

Selama ini banyaknya produk tekstil impor dari Cina, Vietnam, India membuat banyak pabrik tekstil dan sepatu gulung tikar.

Advertisement

Mereka menutup perusahaannya karena kalah bersaing dalam hal harga.

Mengacu pada informasi dari situs resmi Bank Mandiri, nilai kurs beli rupiah untuk 1 USD per 11 April 2025 berada pada angka Rp16.500,00.

Sementara untuk kurs jual berada pada posisi Rp16.850,00.

“Dollar saat ini lagi turun jangan sampai penghapusan kuota impor mengakibatkan naiknya dollar,” tutur Suhu Jeremy.

Para pedagang, sambungnya, saat ini berkeluh-kesah sepinya pembeli karena daya beli turun yang di sebabkan banyaknya pabrik gulung tikar. ***

Advertisement

Oleh: Jeremy Huang Wijaya

Continue Reading

Yang Lagi Trend