Connect with us

Ekbis

Menapaki Jalan Karanggetas, Pernah Jadi Pusat Bisnis Tembakau Terbesar di Cirebon

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Masa lalu memang indah untuk di kenang dan kita dapat belajar dari kehidupan itu.

Pada tahun 1925-1990-an kawasan Karanggetas di Kota Cirebon perna menjadi pusat penjualan tembakau terbesar di Cirebon.

Sejak tahun 1920-an, kawasan ini merupkan pusat perdagangan yang ramai.

Mulai dari belokan Sukalila sampai perempatan jaga bahan, winaon, pasuketan dan pekiringan.

Karanggetas menjadi pusat perdagangan furniture yaitu Kong Hap Lie.

Advertisement

Dulu, di belokan Sukalila umumnya menjual furniture dan toko bahan bangunan, rumah makan ketjil, kopyor, toko jamu, toko emas dan tembakau

Jalan Karanggetas mulai dari ex Korem kini Yogya Grand adalah pusat perdagangan yang ramai.

Banyak warga yang menjual tembakau dan emas seperti toko tembakau IK, Kambing Bunga, Matahari dan GS.

Seorang penulis Kwee Kwan Soen dari Pekalongan tahun 1920 merantau dan membuka toko tembakau dan jamu tradisional Nyonya Idep di Pasar Pagi Cirebon.

Tembakau menjadi komoditas perdagangan yang menguntungkan bagi warga di daerah tersebut, apalagi dekat dengan pelabuhan.

Advertisement

Tak jauh dari pelabuhan di bangun Gedung British American Tobacco (BAT) Cirebon pada 1924.

Surat kabar Algemeen Handelsblad edisi 8 Maret 1925 menyebutkan rencana pembangunan gedung sudah ada sejak tahun 1923.

‘Bahkan mungkin tidak di ketahui oleh sebagian besar pembaca kami bahwa (BAT) Company salah satu grup manufaktur rokok global terbesar, beroperasi di sebagian besar negara di Eropa, serta di Amerika Utara dan Selatan, Mesir, Afrika Selatan, Australia, New Selandia dan Cina memiliki pabrik rokok yang besar, dan sejak akhir tahun 1923 sebuah pabrik di Cheribon. ”

Demikian tulis surat kabar tersebut.

Kala itu yang menjadi cikal bakal dari gedung BAT adalah sebuah pabrik bernama SS Michael.

Advertisement

Lewat pembangunan gedung BAT, mereka berencana meningkatkan kapasitas produksi rokok dari 8.000 batang per menit menjadi 56.000 batang per menit.

“Setelah pabrik SS Michael di beli lewat jasa biro arsitek F.D Cuypers dan Hulswit, gedung BAT di bangun dengan gaya arsitektur Art Deco, sebuah gaya arsitektur bangunan yang populer pada masa itu.”

Bisnis tembakau paling menguntungkan saat itu.

Orang tuanya Tjun Tjun legenda bulu tangkis juga jualan tembakau.

Tetapi sekitar tahun 1990 toko tembakau mulai sepi karena banyak yang beralih ke rokok kretek.

Advertisement

Umumnya toko tembakau kala itu juga menjual kawung sebagai pembungkus tembakau.

Di jalan karanggetas juga banyak yang menjual jamu tradisional.

Itulah kenangan tentang jalan Karanggetas Cirebon. ***

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend