Connect with us

Ekbis

Harga Bahan Pokok di Pasar Kanoman Cirebon Naik, Pembeli Mulai Berhemat

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID Kenaikan harga sejumlah bahan pokok di Cirebon kembali terjadi. Salah satunya terjadi di kalangan pedagang Pasar Kanoman Cirebon.

Pantauan di lokasi, lonjakan harga bahan pokok pada komoditas sayuran dan daging ayam sejak awal bulan. Sementara pembeli mulai mengeluhkan daya beli yang semakin melemah.

Kenaikan paling mencolok terjadi pada bawang merah, yang naik dari semula Rp 40.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram. Cabai merah gelondongan juga mengalami kenaikan dari Rp 35.000 ke Rp 45.000 per kilogram.

Kemudian bahan pokok Tomat naik dari Rp15.000 menjadi Rp20.000, sementara bawang putih turut naik dari Rp45.000 ke Rp50.000 per kilogram.

“Sudah sekitar tiga sampai empat bulan harga mulai merangkak naik, terutama karena pasokan dari pasar induk ikut naik,” ungkap Ratna, salah satu penjual sayur di Pasar Kanoman, Sabtu (2/7/2025).

Advertisement

Menurutnya, kondisi ini membuat pembeli mengurangi jumlah belanja.

“Yang biasanya beli sekilo, sekarang paling setengah kilo atau seperempat,” tambahnya.

Sementara itu, harga daging sapi masih stabil di kisaran Rp140.000 per kilogram. Namun, pedagang seperti Bu Septi tetap merasakan dampaknya.

“Pembeli mulai sepi, padahal harga nggak naik. Biasanya ramai itu kalau sudah dekat hari raya,” ujarnya.

Untuk komoditas daging ayam, Asep salah satu pedagang mengatakan bahwa kenaikan harga dari Rp 30.000 menjadi Rp 32.000 per kilogram. Menurutnya, fluktuasi ini bergantung pada harga ayam hidup di pasaran.

Advertisement

“Hari kerja sepi, tapi kalau akhir pekan lumayan ramai, meski belum tentu habis juga,” katanya.

Pembeli Berhemat

Kenaikan harga ini memberi dampak langsung kepada konsumen. Beberapa di antaranya mulai membeli dalam jumlah lebih sedikit atau memilih menunda belanja bahan tertentu.

“Belanja sekarang nggak bisa boros, pilih-pilih barang yang penting saja,” ujar salah satu pembeli yang enggan disebutkan namanya.

Pedagang pun mengaku sulit menentukan harga jual yang menguntungkan tanpa kehilangan pembeli.

Advertisement

“Kalau kita naikin banyak, pembeli lari. Tapi kalau enggak naikin, kita yang rugi,” tutur Bu Ratna.

Meski bukan pertama kalinya terjadi, fluktuasi harga pangan di pasar tradisional tetap menjadi tantangan besar bagi pedagang dan pembeli.

Pemerintah daerah diharapkan mampu melakukan intervensi atau pemantauan harga untuk menjaga stabilitas pasar, terutama menjelang akhir tahun dan potensi kenaikan permintaan jelang hari raya.

Penulis: Rafif Apriandi Al Khalief, seorang mahasiswa Magang IPB Cirebon. 

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend