Connect with us

Lifestyle

DKPP Jabar Gelar Bimtek RSNI Sapi Pasundan di Kuningan

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.IDDKPP Jabar menggelar bimtek Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Sapi Pasundan di Ballroom Hotel Santika Premier Linggarjati, Kabupaten Kuningan yang di hadiri pula Pj Sekda Kuningan A Taufik Rohman, Kamis (24/10).

Kegiatan ini di latarbelakangi program perbibitan sapi pasundan yang menjadi kunci dalam peningkatan kualitas dan kuantitas ternak.

Hingga saat ini standarisasi dalam penentuan bibit yang baik belum di lakukan.

Oleh karenanya, perlu pengajuan standarisasi bibit secara nasional dalam legalitas SNI bibit sapi pasundan.

Standarisasi tersebut di harapkan menjamin keamanan dan peningkatan mutu bibit sapi pasundan.

Advertisement

Pj Sekda Taufik Rohman mengatakan Kuningan merupakan salah satu kabupaten yang berpotensi besar terhadap perkembangan bibit sapi pasundan.

Pemkab Kuningan telah menerbitkan keputusan Bupati No.24/KPTS.925-Diskanak-2022.

Keputusan bupati itu tentang Penetapan Kecamatan Cibingbin sebagai wilayah budidaya dan pengembangan sumber daya genetik sapi pasundan.

Populasi terbesar sapi pasundan di Kuningan tersentral di Desa Dukuh Badag dengan populasi sekitar 872 ekor dan Desa Bantar Panjang 1.134 ekor.

“Budidaya peternakan sapi pasundan di dua desa itu telah menjadi budaya turun temurun sebagai bentuk tabungan seperti untuk biaya sekolah anak,” tambahnya.

Advertisement

Selain itu juga Pj Sekda Taufik Rohman mengatakan metode peternak sapi pasundan di Kuningan di lakukan dengan cara semi intensif dengan di gembalakan.

Pihaknya akan mendorong perkembangan sapi pasundan sebagai sebuah kearifan lokal yang dapat di sinergikan dengan sektor lainnya.

Sehingga dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat dan pemkab,” ujar Pj Sekda.

Plt Kepala DKPP Jabar Siti Rochani mengatakan sapi pasundan merupakan bagian dari kekayaan sumber genetik hewan di Jabar yang telah di tetapkan menjadi rumpun.

Sapi ini di jadikan sebagai komoditas andalan untuk usaha pokok dengan berbagai keunggulan.

Advertisement

Yakni mampu produksi di lingkungan buruk, tahan penyakit parasit, reproduktivitas tinggi, berpresentase karkas tinggi dan kualitas daging yang baik.

“Penentuan standar bibit ternak sapi pasundan mengacu pada regulasi yakni karakteristik kualitatif, karakteristik kuantitatif dan karakter reproduksi,” jelasnya.

Atas dasar komponen standarisasi yang bervariasi ini maka di perlukan data aktual yang mampu mendeskripsikan parameter standar bibit.

“Oleh karena itu penelusuran data perlu di lakukan untuk mendapatkan nilai dalam parameter bibit yang tepat,” ungkap Siti.

Menurutnya perancangan standarisasi nasional bibit sapi pasundan dalam kegiatan ini perlu di lakukan dengan melibatkan stakeholder sapi pasundan. ***

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend